Seperti kita ketahui, untuk akselerasi ekspor produk pertanian, data dari Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa nilai ekspor pertanian tahun 2017 sebesar USS 33,1 milyar naik 24 persen dibandingkan ekspor tahun 2016 sebesar US$ 26,7 milyar. Sebaliknya impornya semakin menurun, kinerja 2017 ini diperoleh surplus US$ 15,9 miliar atau naik 48,8 persen dibandingkan tahun 2016 surplus US$ 10,9 miliar. Beberapa negara tujuan ekspor dengan frekwensi tinggi adalah Cina, Amerika Serikat, Jepang, Pakista dan India. Ke-5 negara ini tercatat sebagai negara tujuan ekspor di tahun 2017 dan semester 1 2018. Hal tersebut menunjukkan adanya geliat ekspor produk pertanian yang harus bersama-sama didorong.
Selain meng-geber akselerasi ekspor produknya, Badan Karantina Pertanian juga terus berupaya mendeteksi dan mencegah masuknya hama penyakit baik hewan maupun tumuhan lewat lalulintas produk pertanian antar pulau dan dari luar negeri. Sebagai informasi untuk penegakan hukum, sejak tahun 2017 terdapat 20 kasus yang ditangani, dengan P21 sebanyak 13 dan dalam proses sebanyak 7 kasus. Sementara untuk semester 1 tahun 2018 terdapat 18 kasus dengan P21 sebanyak 5 kasus.
Selain inovasi ditingkat pusat sebagai upaya geber tersebut, Badan Karantina Pertanian juga mendorong inovasi layanan di UPT untuk peningkatkan layanan agar pelayanan bisa lebih cepat, akurat dan akuntable. Semenjak dicanangkan di tahun 2017, sebagai Tahun Inovasi, seluruh unit pelaksana teknis telah menghasilkan inovasi layanan, diantara PrioqKlik yang telah berhasil menjadi Top 40 Inovasi Layanan Pelayanan Publik dari Kemenpan RB, QCak, Quarantine Tracker, Sijaka dan inovasi lain untuk meningkatkan layanan publik, mempercepat ekspor produk pertanian.
Melelui kegiatan geber ekspor produk pertanian, Banun berharap agar kegiatan dapat terus berlanjut dan dapat memberikan inspirasi dan kepercayaan diri bagi petani kita, bahwa produk pertanian Indonesia juga mampu bersaing di kancah internasional. “Masyarakat bisa turut serta melakukan geber dengan menumbuhkan kepercayaan positif pada produk-produk hasil pertanian kita, yakin kita bisa”, pungkasnya.
(Wisnu)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara