Jakarta, aktual.com – Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki rencana untuk mengubah lahan rawa menjadi lahan sawah sebagai upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 1,5 juta hektar lahan rawa, termasuk lahan rawa mineral dan lahan rawa tadah hujan, yang memiliki potensi untuk dikelola guna meningkatkan indeks pertanian (IP).

“Kita rencanakan akselerasi, ada potensi besar di Indonesia yakni lahan yang bisa digarap, kurang lebih 1,5 juta hektare dan kita fokus garap dulu meningkatkan indeks pertanaman (IP) lebih mudah,” kata Amran saat ditemui wartawan di Kantor Kementan Jakarta, Senin (30/10).

Amran memiliki target bahwa melalui rencana tersebut, lahan rawa dengan indeks pertanian (IP) sebelumnya hanya mencapai 1 akan meningkat menjadi 2, sedangkan yang sebelumnya memiliki IP 0 akan meningkat menjadi 2.

“Rawa ini dijadikan lahan yang IP nya 1 jadi 2, 0 jadi 2. Ini target kita,” ujarnya.

Namun, hingga saat ini, ia menyatakan bahwa belum ada perhitungan anggaran yang telah dilakukan untuk mengembangkan lahan rawa tersebut.

“Nanti kita anggarkan ini,” ucap Amran.

“Kalau ini kita lakukan InsyaAllah pertanian kita beres,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menyampaikan bahwa ada banyak peluang di lahan rawa yang siap untuk dikembangkan guna meningkatkan produksi, termasuk lahan tadah hujan, lahan lebak, dan lahan pasang surut.

“Banyak potensi lahan di lahan rawa yang siap, dengan perlakuan yang nggak terlalu sulit untuk kita kejar tanam, yang potensial segera diproses produksi, segera dikejar,” kata Suwandi saat ditemui di kesempatan yang berbeda.

Suwandi menjelaskan bahwa pengembangan lahan rawa akan dilakukan secara berangsur-angsur. Saat ini, Kementan akan memprioritaskan pengembangan 1 juta hektar lahan rawa, baik berupa lahan mineral maupun lahan rawa tadah hujan, yang dapat digunakan untuk penanaman padi.

“Ini bertahap, kita kejar dulu yang 1 juta hektare di rawa mineral, atau rawa yang bisa ditanami padi,” ungkapnya.

Suwandi menyebut bahwa beberapa wilayah yang akan menjadi fokus pengembangan tersebut terletak di Sumatera Selatan, sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

“Pokoknya kita kerja yang maksimal, yang lebih cepat kita kejar itu,” lanjutnya.

Suwandi menjelaskan bahwa saat ini mereka telah memulai proses konsolidasi dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan, termasuk persiapan bibit dan pupuk.

“Pokoknya November ini sudah mulai gerak, sebelah utara khatulistiwa kan air sudah cukup, yang selatan khatulistiwa ini bulan November sudah mulai bergerak tanam. Sudah banyak petani bergerak mengolah lahan,” jelas dia.

Jika penanaman padi dimulai pada bulan November ini, menurutnya, kemungkinan panen akan dilakukan pada bulan Februari 2024.

“Kalau bulan November akan dipanen di Februari, yang ditanam Desember akan dipanen Maret,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain