Jakarta, Aktual.com – Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dengan tegas memastikan bahwa tidak ada data sensitif atau dokumen rahasia yang bocor akibat peretasan laman resmi Kemhan RI.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI, Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha, menjelaskan bahwa laman resmi Kemhan hanya memuat data-data yang bersifat biasa dan terbuka untuk publik.
Informasi yang terdapat di laman tersebut melibatkan pendaftaran komponen cadangan, siaran pers, dokumen publik, dan majalah yang diterbitkan oleh Kemhan.
“Website Kemhan itu digunakan untuk pendaftaran komcad (komponen cadangan), siaran pers, PPID, dokumen-dokumen (softcopy) Majalah Wira, Jakuhamneg (Kebijakan Umum Pertahanan Negara),” ujar Edwin.
Dia menekankan bahwa data rahasia atau sensitif memiliki sistem penyimpanan dan keamanan sendiri yang terpisah dari laman resmi.
Oleh karena itu, tidak ada risiko data rahasia yang terungkap akibat peretasan tersebut.
Kemhan bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sedang melakukan pengecekan sistem secara menyeluruh untuk memastikan keamanan laman resmi tersebut. Proses pemeriksaan menyeluruh ini diharapkan selesai dalam waktu 1–2 hari.
Peretas yang menggunakan nama “Two2” mengklaim berhasil meretas laman resmi Kemhan dan membagikan tangkapan layar dashboard laman tersebut.
Meskipun peretasan terjadi, data yang diakses umumnya terbatas pada data login seperti nama pengguna dan kata sandi.
Pemeriksaan sistem ini adalah respons cepat Kemhan RI terhadap peretasan tersebut. Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber (CISSRec), memuji tindakan cepat Kemhan RI dan menyarankan pengelola laman untuk memaksa pengguna mengganti kata sandi sebagai langkah pencegahan lebih lanjut.
Pratama juga mengingatkan bahwa peretasan tersebut mungkin hanya bertujuan mencuri data login, dan data rahasia atau dokumen penting tidak terancam.
Artikel ini ditulis oleh:
Firgi Erliansyah