Jakarta, Aktual.co — Komite Ekonomi Nasional (KEN) menyebut Presiden Jokowi akan menghadapi masalah-masalah ekonomi politik yang cukup berat. Di mana jika Presiden Jokowi tidak segera mengambil langkah kebijakan yang serius maka akan tergelincir pada masalah rendahnya pertumbuhan ekonomi.

Anggota KEN Didik J. Rachbini mengatakan bahwa permasalahan pertama yang harus dihadapi Jokowi-JK adalah pertumbuhan ekonomi terus mengalami penurunan dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga menjadi pertumbuhan ekonomi yang moderat.

“Proyeksi KEN terhadap pertumbuhan ekonomi kita berada dikisaran 5,2-5,5 persen. Akibat dari pertumbuhan rendah ini akan terlihat pada masalah kemiskinan dan pengangguran. Jika tidak diambil langkah kebijakan yang serius maka akan tergelincir pada pertumbuhan yang rendah,” kata Didik dalam acara Diskusi Bulanan Institut Peradaban di Wisma Intra Asia, Tebet, Jakarta, Rabu (22/10).

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Triwulan I-2014 mengalami perlambatan dibandingkan dengan Triwulan IV-2013. Di mana perlambatan berlangsung sejak Triwulan IV-2011.

“Ekonomi Triwulan I-2014 tumbuh sebesar 5,21 persen (YoY) atau 0,95 persen (MoM),” jelasnya.

Masalah yang kedua, lanjut dia, adalah masalah fiskal yang rapuh dan keropos. Persoalan ini memang dibiarkan tanpa sentuhan kebijakan ekonomi politik karena hambatan politik dan sengaja tidak mengambil tindakan kebijakan karena tidak mau resiko politik.

“Dalam lima tahun terakhir (2008-2013), belanja negara selalu meningkat. Dari Rp985,8 triliun pada 2008 terus meningkat menjadi Rp1657,9 triliun,” papar Didik.

Ia melanjutkan, terakhir yakni masalah meningkatnya angka kemiskinan di Tanah Air. Instrumen kebijakan yang berlangsung bisa dipakai pemerintah adalah fiskal tetapi tidak dimanfaatkan secara efisien. Selain ada masalah dan kendala membangun infrastruktur, masalah kemiskinan juga tidak kunjung menurun.

“Dalam konteks year on year (baik Maret ke Maret maupun September ke September) terjadi penurunan jumlah penduduk miskin maupun angka kemiskinan. Namun penurunan kemiskinan ini semakin lama semakin melambat,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka