Meskipun secara keseluruhan pada 2018 defisit mencapai 31,1 miliar dolar AS atau 2,98 persen terhadap PDB. Rasio defisit ini terbesar sejak 2014.
Defisit yang melebar menunjukkan pasokan valuta asing dari ekspor-impor barang dan jasa, serta pendapatan tidak mampu menutup impornya. Alhasil, Indonesia masih banyak bergantung terhadap pasokan dolar AS dari investasi asing ke pasar keuangan membuat rupiah rentan gejolak.
Selain itu, investor akan tertuju pada data perdagangan yang akan dirilis pada pekan ini, tentunya dapat memberikan informasi tambahan terkait kondisi ekonomi Indonesia.
Rupiah dapat meningkat apabila data ekonomi Indonesia terus melampaui prediksi pasar ditengah ketegangan dagang AS dengan Cina yang dapat berdampak terhadap ekspor dan impor Indonesia.
“Namun data ini akan sangat dicermati pasar untuk mengukur kehandalan perdagangan Indonesia,” ujar Alfiansyah.
Hingga pukul 9.24 WIB, IHSG masih berada di zona hijau. IHSG menguat 5,46 poin (0,08 persen) ke posisi 6.431,79.
Sementara itu, bursa regional di antaranya, Indeks Nikkei menguat 320,64 poin (1,54 persen) ke 21.184,85, Indeks Hang Seng menguat 133,12 poin (0,47 persen) ke 28.304,45, dan Indeks Straits Times menguat 0,29,35 poin (0,92 persen) ke posisi 3.230,5.
Artikel ini ditulis oleh: