Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) mencatat hingga akhir Desember 2016, cadangan devisa (cadev) Indonesia mengalami kenaikan menjadi US$116,4 miliar. Namun, kenaikan cadev itu dipengaruhi oleh penarikan utang baru.
“Peningkatan cadev tersebut dipengaruhi antara lain berasal dari penerbitan global bonds (surat utang global) dan penarikan utang luar negeri pemerintah,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, di Jakarta, Senin (8/1).
Selain itu, kata dia, penambahan cadev juga dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan devisa minyak bumi dan gas (migas). Angka tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan Surat Berharga BI (SBBI) valuta asing (valas) jatuh tempo.
Dengan posisi cadev akhir Desember ini, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir November 2016 yang sebesar US$111,5 miliar dan lebih tinggi dari akhir Desember 2015, sebesar US$105,9 miliar.
Menurut Tirta, posisi cadev per akhir Desember 2016 tersebut cukup untuk membiayai 8,8 bulan impor atau 8,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
“BI menilai cadev tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya,” ungkap Tirta.
Laporan: Bustomi
Artikel ini ditulis oleh: