Semarang, Aktual.co —   Kenaikan harga beras menjadi peluang tersendiri bagi para pemain pasar besar. Situasi itu sengaja ‘dimainkan’ para tengkulak dengan menimbun stok beras yang berdampak pada kelangkaan stok. Ketika terjadi kelangkaan, maka para tengkulak memainkan harga beras melambung tinggi.

Nur Sholikin Rasyid (35), pedagang beras yang biasanya mengambil pasokan dari distributor beras di Sragen mengalami kekosongan. Padahal, sebelumnya kenaikan beras, permintaannya selalu dipenuhi pihak distributor.

“Ketika situasi harga beras naik dan langka, justru harga dipukul per karungnya. Loh, ini pasti ada permainan oleh para tengkulak ketika meminta stok di agen atau depot,” ujar dia, Senin (2/3).

Disamping itu, Nur Sholikin yang sudah berpengalaman berjualan beras menghadapi kenaikan harga beras disebabkan gagal paneh petani akibat musim penghujan kemarin. Secara otomatis ongkos produksi giling gabah di penggilangan mahal karena gabah mengandung air.

Ia menyebut kenaikan harga beras akibat imbas bahan bakar minyak (BBM) jenis solar maupun premium Rp6.900 non subsidi yang ditetapkan pemerintah per 1 Maret 2015. Akibatknya, biaya transportasi mahal da harga beras pun mahal.

“Jadi beras tidak aja mahal, tapi langka. Karena disimpan para tengkulak-tengkulak yang memainkan situasi ini,” beber dia.

Ia meminta Perum Buloh melakukan operasi di pasar dan lapangan sampai tingkat bawah. Selain itu, pihak Bulog harus turun sampai bawah melawan para tengkulak.

Sementera, Kepala Bulog Divisi Regional Jawa Tengah Darmin Hartono menilai pengiriman beras untuk rakyat miskin masih lancar, sehingga belum ada gejolak di tengah masyarakat.

Menurut Darmin, kenaikan harga beras di pasaran justru menguntungkan petani yang saat ini menjual beras hasil panennya di atas harga beli Bulog. Bulog sendiri menetapkan harga pembelian beras Rp6.600 per kilogram dan gabah Rp3.300 per kilogram.

“Petani diuntungkan. Buktinya saat ini mereka enggan menjual berasnya ke Bulog,” ucap Darmin.

Kondisi itu membuat Bulog Jateng belum menampung hasil panen petani, tapi Darmin memastikan saat panen raya mendatang lembaganya menerima penjualan beras dan gabah dari petani. Ia memperkirakan panen raya di Jawa Tengah terjadi mulai Maret mendatang.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka