Jakarta, Aktual.com — Kasat Intelkan Polres Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, Inspektur Polisi Cecep Drajat mengatakan, kenaikan harga kebutuhan pokok pada Ramadhan 2015 dikhawatirkan berpotensi memicu konflik.
Naiknya harga sejumlah bahan pokok yang diantaranya bahkan mencapai 68 persen berpotensi memunculkan konflik di masyarakat.
“Agar konflik tidak terjadi harus di deteksi dini dan disiapkan antisipasi oleh pemerintah daerah misalnya melalui inspeksi harga sembako dan menggelar pasar murah,” kata Cecep di Amuntai, Kamis (18/6).
Cecep mengatakan deteksi dini terhadap suatu permasalahan akan mempermudah pengelolaan konflik jika benar-benar terjadi. Cecep mengatakan upaya deteksi tidak hanya menjadi tugas pemerintah, aparat kepolisian atau kelompok tertentu, namun tanggung jawab bersama.
“Tiap orang bisa berperan sebagai intelegen yang melakukan deteksi dini terhadap permasalahan yang berkembang di msyarakat,” kata Cecep.
Menjadi pembicara Diskusi Publik yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia di Gedung Pancasila Amuntai Cecep juga mengingatkan ancaman paham ISIS yang diduga mulai menyusup ke Wilayah Kalimantan Selatan.
Diinformasikan bahwa tim anti teror dari Polri sebanyak enam orang, masih berada di Kalsel guna mendeteksi penyebaran paham ISIS didaerah ini.
“Perkembangan penyalahgunaan narkoba juga sanagat cepat, sehingga perlu kewaspadaan bersama,” tandasnya.
Cecep berharap peran masyarakat untuk ikut mengawasi lingkungan masing-masing dan melaporkan jika melihat sesuatu yang mencurigakan.
Sementara Danramil Amuntai Tengah Kapten infantri, Jonner S mengatakan penanaman wawasan kebangsaan perlu terus dilakukan guna mencegah konflik horizontal.
Danramil yang pernah bertugas di Kodam Jaya Jakarta mengingatkan, mulai lunturnya semangat kebangsaan dan jiwa patriotisme akibat kurang pemahaman wawasan kebangsaan.
“Adanya arus globalisasi informasi juga turut menggerus semangat kebangsaan,” katanya.
Deteksi dini terhadap permasalahan yang muncul dilingkungan masyarakat juga menghadapi tantangan ditengah kehidupan moderen yang individualistis, khususnya di kota-kota besar di mana masyarakat kurang peduli terhadap kondisi lingkungan masyarakat.
“Perlu digalakkan kegiatan bersama seperti gotong royong untuk menumbuhkan kebersamaan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka