Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup melemah, seiring kenaikan imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Amerika Serikat AS.
Rupiah sore ini ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.367 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.357 per dolar AS.
“Yield obligasi pemerintah AS terlihat naik. Kemungkinan pasar kembali mencermati wacana percepatan tapering bank sentral AS,” kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/12).
Indeks dolar saat ini berada di level 96,09 atau naik 0,2 persen. Bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), sendiri akan mengumumkan kebijakan moneter terbarunya pada pekan depan.
“Malam ini dan malam besok, pasar akan mencermati data yang mungkin mempengaruhi hasil rapat moneter AS yaitu data klaim tunjangan pengangguran mingguan dan data inflasi konsumen AS bulan November,” ujar Ariston.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Rabu (8/12) kemarin mencapai 264 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,26 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 16 kasus sehingga totalnya mencapai 143.909 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 351 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,11 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 5.363 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 143,79 juta orang dan vaksin dosis kedua 100,46 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.318 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.312 per dolar AS hingga Rp14.371 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis ditutup menguat ke posisi Rp14.351 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.348 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Andy Abdul Hamid