Petugas memeriksa instalasi saluran minyak mentah di kapal pengangkut minyak MT Sanggau yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (3/3). Kapal tanker berkonsep ECO SHIP milik Pertamina seharga 31 juta dolar Amerika tersebut mampu mengangkut 315 ribu barel minyak mentah dan mulai beroperasi pada bulan ini. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Harga minyak mentah turun di awal perdagangan Asia pada Senin (11/2) pagi, karena aktivitas pengeboran AS meningkat dan ketika produsen minyak terbesar Rusia menekan Presiden Vladimir Putin untuk mengakhiri kesepakatan pengurangan pasokan dengan klub produsen OPEC yang didominasi Timur Tengah.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI), berada di 52,44 dolar AS per barel pada pukul 00.36 GMT, turun 28 sen AS atau 0,5 persen, dari penyelesaian terakhir mereka. Sementara minyak mentah berjangka internasional Brent turun 10 sen AS atau 0,2 persen, menjadi 62 dolar AS per barel.

Di Amerika Serikat, perusahaan-persahaan energi minggu lalu meningkatkan jumlah rig minyak yang beroperasi untuk kedua kalinya dalam tiga minggu, sebuah laporan mingguan oleh Baker Hughes mengatakan pada Jumat (8/2).

Perusahaan-perusahaan energi AS menambahkan 7 rig minyak dalam seminggu yang berakhir 8 Februari, sehingga jumlah rig yang beroperasi menjadi 854 rig, menunjukkan kenaikan lebih lanjut dalam produksi minyak mentah AS, yang sudah mencapai rekor 11,9 juta barel per hari (bph).

Di tempat lain, kepala raksasa minyak Rusia Rosneft, Igor Sechin, telah menulis surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kesepakatan Moskow dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menahan produksi adalah ancaman strategis dan menguntungkan Amerika. Serikat.

Artikel ini ditulis oleh: