Jakarta, Aktual.com – Suasana haru mewarnai konferensi pers yang digelar untuk memberi keterangan mengenai salah satu petani Kendeng, Patmi yang meninggal di Jakarta. Konferensi pers yang diadakan di kantor LBH Jakarta ini pun dibumbui dengan isak tangis dari kerabat almarhumah ini.
Salah seorang rekan Patmi, Sri menyatakan bahwa almarhumah merupakan sosok yang gigih berjuang menolak pembangunan Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng. Sri pun mengisahkan bahwa ia dan beberapa petani Kendeng lainnya berencana pulang ke Pati usai pertemuan dengan Kepala Staf Presiden, Teten Masduki di Istana Negara, Senin (20/3) kemarin.
“Dia tetap mau di sini, gak mau pulang. Katanya disuruh meninggalkan dia,” ujarnya yang disertai dengan isak tangis.
Sri tampak tak dapat menahan haru mengisahkan Patmi. Air matanya tak terbendung dan mengucur deras ketika mengenang perjuangan bersama almarhumah dalam berbagai aksi untuk menolak pembangunan Pabrik Semen.
Di tempat yang sama, salah seorang petani lainnya, Siti, juga tidak dapat menahan rasa sedih dan tangisnya ketika bercerita tentang Patmi. Siti yang duduk di sebelah kanan Sri, sangat menyayangkan keengganan Presiden untuk menemui para Petani, termasuk Patmi, yang sudah berhari-hari melakukan aksi cor kaki di depan Istana Negara.
“Kenapa bapak pejabat (Presiden) kita, yang satu daerah dengan kami, padahal saya orang Jawa Tengah, kenapa tidak ada yg menjenguk satu pun, saya sangat sedikit sekali,” tuturnya dengan kucuran air mata.
Dalam kesempatan tersebut, baik para petani maupun para aktivis yang tergabung dalam beberapa LSM yang mendampingi mereka tampak masih terkejut dengan meninggalnya Patmi.
Pada saat konferensi pers ini dimulai, M. Isnur asal LBH Jakarta, meminta semua yang hadir dalam acara untuk mengheningkan cipta atas kepergian Patmi.
Pewarta : Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs