Jakarta, Aktual.com — Jumlah angkutan umum di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menurun akibat peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi sehingga usaha angkutan umum lesu. Hal tersebut dilihat dari pemasukan retribusi di terminal induk dan subterminal berkurang dan jumlah penumpang yang diangkut relatif sedikit.
“Masyarakat dengan mudah membeli kendaraan pribadi. Hal ini menyebabkan penumpang berkurang dan usaha jasa angkutan umum lesu sehingga jumlah angkutan dari tahun ke tahun mengalami penurunan,” ujar Kepala Seksi Angkutan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kulon Progo Sugiono di Kulon Progo, Sabtu (19/12).
Ia mengatakan angkutan umum sepeti AKDP dan angkutan perdesaan hanya jalan pada jam tertentu, seperti jam sekolah atau hari pasaran. Berdasarkan pengakuan pengusaha angkutan umum di Kulon Progo, mereka hanya beroperasi dua kali dalam satu minggu.
“Jumlah penumpang sangat sedikit, kalau mereka beroperasi, pendapatannya tidak mencukupi biaya operasional,” katanya.
Ia mengatakan kesimpulan angkutan umum di Kabupaten Kulon Progo terus menurun. Pada 2014 jumlah angkutan umum sebanyak 95 unit, sekarang sudah di bawah angka itu.
“Pengusaha angkutan sekarang mengandalkan cateran, kalau mengandalkan reguler untuk mengejar setoran agak repot,” kata dia.
Kepala Dishubkominfo Kulon Progo Nugroho mengatakan kondisi angkutan umum, khususnya angkutan perdesan sebenarnya harus diremajakan. Selama ini, angkutan perdesaan yang beroperasi tahun pembuatannya berkisar 1985 ke bawah.
“Kami minta pengusaha angkutan umum melalukan peremajaan demi keselamatan penumpang dan menarik penumpang,” katanya.
Terkait kesiapan angkutan umum dengan adanya bandara, menurut Nogroho, pihaknya telah meminta Organda Kulon Progo menata kembali tata organisasinya dan perencanaan moda angkutan.
Ia mengatakan dengan adanya bandara, maka angkut umum harus beroperasi 24 jam. “Saat ini, baru tahap persiapan ke sana,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka