Risiko itu, kata dia, bisa mengganggu surplus NPI, apalagi secara quarter to quarter (qtoq), defisit transaksi berjalan meningkat dibanding kuartal IV-2016 lalu.

“Karena trennya, peningkatan defisit transaksi berjalan itu terutama karena kenaikan defisit neraca perdagangan migas dan pendapatan primer,” ujar dia.

Defisit transaksi berjalan sendiri meningkat pada triwulan I-2017 yang tercatat sebesar US$ 2,4 miliar (1,0% terhadap PDB),dibanding kuartal IV-2016 yang di angka US$ 2,1 miliar (0,9% PDB). Namun dibanding kuartal I-2016, yang mencapai US$ 4,7 miliar (2,1% PDB) tentu jauh lebih rendah.

Sementara, kata dia, untuk cadangan devisa di kuartal I-2016 lalu sebesar US$ 116,4 atau meningkat menjadi US$ 121,8 di kuartal I-2017 ini.

Tren defisit transaksi berjalan yang sedikit meningkat itu, ujar dia, mampu dibiayai sepenuhnya oleh surplus transaksi modal dan finansial. “Karena transaksi itu juga sedikit meningkat sehingga surplus NPI terjaga dan cadangan devisa juga terus meningkat,” pungkasnya.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka