USS Lassen (DDG 82), (R) transits in formation with ROKS Sokcho (PCC 778) during exercise Foal Eagle 2015, in waters east of the Korean Peninsula, in this March 12, 2015, handout photo provided by the U.S. Navy. The U.S. Navy plans to send the USS Lassen destroyer within 12 nautical miles of artificial islands built by China in the South China Sea within 24 hours, a U.S. defense official said on October 26, 2015, the first of more regular challenges to China's territorial claims. REUTERS/U.S. Navy/Mass Communication Specialist 1st Class Martin Wright/Handout via Reuters ATTENTION EDITORS - FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS. THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. IT IS DISTRIBUTED, EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS TPX IMAGES OF THE DAY *** Local Caption *** Kapal USS Lassen (DDG 82) (kanan) membentuk formasi dengan ROKS Sokcho (PCC 778) saat latihan Foal Eagle 2015, di laut timur Semenanjung Korea, dalam foto bertanggal 12 Maret 2015 yang diberikan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. Angkatan Laut AS berencana untuk mengirim kapal perusak USS Lassen dalam waktu 12 mil laut dari pulau buatan Tiongkok di Laut Cina Selatan dalam waktu 24 jam, menurut pejabat pertahanan AS, Senin (26/10), yang pertama dari banyaknya klaim wilayah yang dilakukan oleh Tiongkok. REUTERS/U.S. Navy/Mass Communication Specialist 1st Class Martin Wright/Handout via Reuters/cfo/15

Beijing, Aktual.com – Angkatan Laut Tiongkok dan Amerika Serikat akan menggelar perundingan tingkat tinggi terkait ketegangan di kawasan sengketa Laut Tiongkok Selatan pada pekan ini.

Perundingan tersebut digelar setelah sebuah kapal perang Amerika Serikat, berlayar di dekat pulau buatan Beijing di Laut Tiongkok Selatan. Admiral John Richardson dan Admiral Wu Shenglu akan melakukan telekonferensi video selama satu jam pada Kamis (29/10) ini.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Yang Yujun, mengatakan bahwa Wu akan menegaskan “posisi Tiongkok terkait kehadiran kapal Amerika Serikat yang tanpa izin memasuki” perairan Kepulauan Spratly di Laut Tiongkok Selatan.

Beijing sebelumnya mengecam Washington karena mengirim kapal perang dalam jarak 12 mil nautikal di salah satu pulau buatan Tiongkok dekat dengan Kepulauan Spratly pada Selasa (27/10) lalu.

“Kami mendesak Amerika Serikat untuk tidak meneruskan tindakan yang salah ini. Namun jika mereka tetap melakukannya, maka kami akan melakukan semua langkah yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan,” kata Yang, dilansir dari Reuters.

Di sisi lain, Presiden Tiongkok Xi Jinping pada pekan depan akan mengunjungi Vietnam yang juga terlibat dalam sengketa wilayah dengan negaranya. Selain itu, Menteri Pertahanan Tiongkok juga dijadwalkan bertemu dengan rekan sejawat dari negara-negara Asia Tenggara di Malaysia.

Patroli pada Selasa merupakan tantangan Amerika Serikat terbesar terhadap klaim Tiongkok terhadap laut yang menjadi salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia tersebut. Meski tidak terlibat secara langsung, Washington diketahui berpihak pada negara-negara seperti Filipina dan Vietnam yang bersengketa dengan Beijing.

“Baik Amerika Serikat maupun Tiongkok tidak menginginkan konflik militer. Namun persoalan utamanya adalah bahwa kepentingan kedua negara berseberangan di wilayah sengketa tersebut,” kata pakar kelautan, Ni Lexiong, dari Universitas Shanghai.

“Akan sulit melihat kedua negara ini mengalah,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh: