Jakarta, Aktual.co — Realisasi investasi China di Indonesia saat ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan rencana yang masuk. Data Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan rasio investasi China ke Indonesia periode 2005-2009 hanya sebesar 7 persen, lebih rendah dibandingkan Jepang yang sebesar 65 persen atau Singapura sebesar 49 persen.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan pihaknya mengapresiasi komitmen Presiden China, Xi Jinping untuk mendorong investasi China ke Indonesia. Menurutnya, dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Xi Jinping di Beijing kemarin, China menyatakan mendukung pembangunan kawasan industri, pembangunan listrik 35.000 megawatt, pembangunan pelabuhan, monorail, dan industri maritim.

“Perbaikan yang disampaikan Presiden Xi Jinping sejalan dengan fokus pemerintah yang saat ini berfokus meningkatkan realisasi berbagai komitmen investasi dari China,” ujar Franky dalam rilis yang diterima Aktual.co, Jumat (27/3).

Lebih lanjut dikatakan Franky, pihaknya menggarisbawahi bahwa banyaknya proyek infrastruktur yang ditawarkan ke pihak luar negeri dalam pembangunan. Menurutnya, penawaran investasi tersebut tidak berarti menjual bangsa.

“Dana investasi asing merupakan pelengkap sumber dana pembangunan karena tidak mungkin ditanggung pemerintah, dana pemerintah tidak cukup membiayai keseluruhan proyek infrastruktur yang dibangun. Selain itu, dalam pembangunan proyek infrastruktur, BUMN berada di depan. Infrastruktur yang dibangun juga dimiliki Indonesia, tidak dibawa pulang ke luar negeri,” pungkasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data BKPM realisasi investasi China ke Indonesia 2014 mencapai USD800 juta, meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar USD297 juta. Sementara rencana investasi dari China yang sudah masuk ke BKPM per Oktober 2014 sampai 19 Maret 2015 sebesar USD13,66 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka