Winnipeg, Kanada, Aktual.com – Allan Adam, seorang kepala kelompok masyarakat pribumi Athabasca Chipewyan First Nation di Kanada, pada Sabtu (7/6)  mengaku dipukuli oleh polisi pada Maret lalu atas perkara pelat nomor mobil yang habis masa berlakunya.

Tuduhan Adam tersebut baru dinyatakan belakangan ketika ramai protes “Black Lives Matter” yang menyebar ke sejumlah negara, setelah demonstrasi antirasisme mulai merebak di Amerika Serikat pascakematian George Floyd, orang kulit hitam, yang mengalami kekerasan oleh polisi.

Adam mengatakan ia menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan klaim kekerasan yang dialaminya ke publik karena selama ini dia disibukkan dengan langkah pencegahan pandemi COVID-19.

Sepanjang pekan ini, kelompok masyarakat pribumi menyatakan kemarahan pada dua insiden lainnya terkait dengan kekerasan yang dilakukan oleh kepolisian federal, salah satunya penembakan seorang perempuan muda hingga meninggal dunia.

Adam, yang berbicara di Fort McMurray, Alberta, menyebut anggota kepolisian federal menghampiri mobil truk miliknya yang sedang diparkir pada 10 Maret lalu, ketika dia dan istrinya bersiap meninggalkan sebuah kasino di kota itu.

Menurut pengakuan Adam, mereka berdua sempat berkendara setelah polisi tidak memberikan alasan menghampiri mereka, hingga kemudian seorang petugas memintanya berhenti dan menarik keluar istri Adam dari kursi mobil.

Adam mempertanyakan hal itu, namun seorang petugas memegangi tangannya sementara petugas lainnya menjatuhkan badannya serta menonjoknya.

“Kami minoritas dan tidak ada yang bersuara untuk kami,” kata Adam.

Kepolisian Federal Kanada (RCMP) menyatakan bahwa petugasnya melakukan aksi tersebut setelah Adam menolak ditahan dan membantah tuntutan perkara kriminal terhadap dirinya.

Polisi senior mengkaji rekaman video dari mobil dan menyimpulkan bahwa tindakan petugas kepolisian itu beralasan dan tidak diperlukan penyelidikan eksternal atas kejadian tersebut, kata perwira RCMP Patrick Lambert.

Namun, Menteri Keamanan Publik Bill Blair menyebut dirinya “sangat khawatir” dengan foto Adam yang wajahnya bengkak dan berdarah –yang diambil setelah kejadian.

“Sementara kami tidak dapat berkomentar apa pun selama kasusnya belum masuk persidangan, kami akan terus memantau perkembangan dari klaim serius dan bermasalah ini,” ujar Blair.

Pengacara Adam meminta polisi memublikasikan video mereka serta menskors seorang petugas.

Adam sendiri akan menjalani sidang pada 2 Juli atas tuduhan menolak penangkapan dan menyerang polisi.

Sumber: Reuters

 

Antara

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: As'ad Syamsul Abidin