Foto udara kerusakan akibat tsunami Selat Sunda di wilayah pesisir Pandeglang, Banten, Minggu (23/12/2018). BNPB menyatakan korban akibat tsunami yang terjadi Sabtu (22/12/2018) malam, mencapai 229 orang meninggal dunia, 408 orang hilang dan ratusan lainnya luka-luka. ANTARA FOTO/HO-Susi Air/foc.

Jakarta, Aktual.com – Kepala Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Mamat Rahmat, menegaskan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten, tidak terdampak gelombang tsunami pada Sabtu (22/12) malam. Sehingga badak bercula satu yang menghuni TNUK, dipastikan aman.

“Alhamdulillah aman. Karena Badak Jawa kan kumpulnya di tengah dan di pinggir pantai ke selatan, sedangkan yang terkena imbas ini (tsunami) di utara,” ucap Mamat melalui sambungan telepon, Senin (24/12).

Mamat mengatakan, jarak hutan tempat tinggal Badak Jawa ini cukup jauh dari bibir pantai Selat Sunda, hingga tidak terkena imbas tsunami akhir pekan kemarin.

“Tapi yang pasti habitat Badak Jawa di hutan ini jaraknya jauh sekali dari bibir pantai,” ujar dia.

Meski demikian, Mamat mengaku jika sebagian kawasan TNUK memang terkena imbas gelombang tsunami kemarin.

“Ke TNUK hempasnya hanya 50 meter, tidak semua tempat di TNUK. Fasilitas di TNUK kena, ada resort yang hancur. Baru dua yang kami ketahui, satu petugas kami meninggal dan satu lagi belum ditemukan. Sisanya masih kami pantau,” ujar Mamat.

Seperti diketahui, Badak Jawa saat ini termasuk merupakan hewan langka dengan status kritis karena perburuan untuk mendapatkan culanya.

Mamat mengatakan, saat ini badak Jawa yang menghuni TNUK ada sekitar 67 ekor. “Saat ini, Badak Bercula Satu di TNUK tercatat sebanyak 67 ekor dan kami setiap hari memantau mereka,” ujar Mamat.

Artikel ini ditulis oleh: