Jakarta, Aktual.com — Sejarawan JJ Rizal menerangkan, kepemimpinan di ibu kota pada saat dibangun tanpa otak waras dan akal sehat.
Dia lantas mencontohkan dengan penanganan banjir di ibu kota. Belakangan ini, Pemprov DKI menggenjot proyek penggusuran. Misalnya, kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur.
“Diskusi juga dikerdilkan dengan isu sabotase,” ujarnya dalam diskusi di bilangan Koja, Jakarta Utara, Sabtu (18/3).
Rizal pun mengkritisi program pengentasan banjir dengan cara betonisasi pinggiran sungai.
“Padahal, dalam sejarah Jakarta, nama Jakarta identik dengan pohon dan air. Air saudara kembarnya Jakarta,” jelasnya.
Proyek rumah pompa turut dikritiknya. Sebab, air limbah dari daratan tetap dialirkan ke laut. “Air seharusnya bukan dibuang ke laut, tapi disimpan, dipanen,” tegasnya.
Sepatutnya, kata alumnus Universitas Indonesia (UI) itu, Pemprov DKI memperbaiki lingkungan dengan cara revitalisasi, seperti memperbanyak kawasan resapan air.
“Ini hal-hal waras yang seharusnya dilakukan,” tandas Rizal. Pasalnya, 37 dari 44 kecamatan di Jakarta rawan banjir.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby