Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) As’ad Said Ali mengatakan pengaruh kepentingan politik dalam Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang, Jawa Timur pada 1-5 Agustus 2015, tergantung dari para muktamirin.
“Tiap muktamar kan gitu, sekarang tergantung tiap muktamirin mau gak disusupi gitu oleh kepentingan politik,” kata As’ad saat dihubungi, Rabu (15/7).
Menurut As’ad, dalam menyikapi pengaruh politik yang hampir dipastikan ada dalam setiap muktamar NU itu, memang sulit dihindarkan namun bukan berarti tidak bisa diminimalisasi.
Oleh karenanya, As’ad mengimbau para muktamirin untuk menggunakan akal sehatnya demi keberlangsungan Organisasi Massa Islam yang berbasis di Jawa Timur itu di masa depan.
“Kalau saya sih gini akal sehat yang akan bicara lah, campur tangan poilitik itu mustinya gak terjadi, tapi ini memang sulit dihindarkan. Namun, meskipun sulit dihindarkan bukan berarti tidak bisa diminimalisasi,” ujar As’ad.
As’ad menyadari pasti kepentingan politik dalam setiap dilangsungkannya pertemuan pengurus Organisasi Massa Islam yang peranannya diakui dalam kemerdekaan Indonesia itu pada akhirnya dapat diminimalisasi, karena dirinya yakin para tokoh dalam NU tidak mungkin dipermainkan oleh kepentingan tertentu.
“Banyak yang berkepentingan, tapi saya yakin pada akhirnya dapat diminimalisir karena pengaruhnya kita batasi. Masa iya para Kiai mau dipermainkan misal oleh parpol, ya tidak lah,” tutur As’ad.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj membantah rumor adanya keterlibatan partai politik dalam agenda Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur pada 1 sampai 5 Agustus 2015.
“Dominasi partai politik tidak ada, kami mencari bantuan ke sana kemari, dari istana, pengusaha,” kata Said aqil, Senin (13/7).
Artikel ini ditulis oleh: