Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Ansar Ahmad.

Jakarta, Aktual.com – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad terus berupaya mengejar investasi senilai 2 miliar dolar AS dalam dua tahun ini (2022 dan 2023) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Kabupaten Bintan.

Ansar menyebut salah satu kendala yang dihadapi ialah menyangkut proses izin analisis dampak lingkungan (Amdal) yang masih digodok pemerintah pusat.

“Prosesnya memang agak lama, karena ada belasan ribu amdal yang masuk ke pemerintah pusat, jadi mau tak mau kita harus antre,” kata Gubernur Ansar di Tanjungpinang, Rabu (16/11).

Menurutnya proses penerbitan izin amdal tersebut merupakan wewenang pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah.

Dia mengatakan izin amdal sangat penting guna memberikan jaminan dan kepastian hukum kepada para investor yang berinvestasi di wilayah Kepri, khususnya Kabupaten Bintan. “Kalau tak ada izin amdal, sulit meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya ke daerah ini,” ucap Ansar.

Ansar mengaku rutin berkoordinasi dengan pemerintah pusat, misalnya menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mempercepat penyelesaian izin amdal sehingga target investasi 2 miliar dolar AS di Kabupaten Bintan terealisasi.

Mantan Legislator DPR RI itu menyebut nilai investasi setara Rp30 triliun itu diperkirakan mampu menyerap 23 ribu tenaga kerja di KEK Galang Batang.

Oleh sebab itu ia akan mendorong anak-anak tempatan ke depan mendapat porsi kerja lebih besar di kawasan industri tersebut, dengan catatan harus meningkatkan kompetensi dan daya saing melalui berbagai program pelatihan kerja yang disiapkan pemerintah daerah. “Kita ingin pekerjanya didominasi tenaga kerja lokal,” ucap Ansar.

Lanjut Ansar mengutarakan investasi 2 miliar dolar AS itu direncanakan bergerak di bidang teknologi daur ulang terpadu. Investornya berasal dari China.

KEK Galang Batang Bintan menjadi salah satu kebanggaan Provinsi Kepri dan Indonesia. Pasalnya, kawasan ini menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) dan devisa.

KEK Galang Batang juga merupakan salah satu proyek strategis nasional. Sejak resmi beroperasi pada 8 Desember 2018, hingga Januari 2022 sudah sekitar Rp 18 triliun nilai investasi telah masuk ke kawasan itu melalui PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), yang mengolah alumina atau bahan baku aluminium dan aluminium batangan.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra