Jakarta, aktual.com – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mempertanyakan etika Gatot Dewobroto yang dinilai mencari panggung saat menjadi Birokrat Sesmenpora.
Imam mengakui pernah meminta Gatot mundur menjadi Sesmenpora karena selalu mencari panggung sendiri bahkan diminta membentuk jubir tidak kementrian di fungsikan malah menjadi jubir sendiri.
Hal tersebut dikatakan oleh imam Nahrawi ketika menanggapi kesaksian Gatot dipengadilan Tipikor Jakarta Rabu (4/3) sore.
“Sebetulnya itu adalah akumulasi dari banyak hal termasuk saat di istana negara bapak tidak melaporkan ke saya tugas saya apa,” kata Imam saat memberikan tanggapan atas kesaksian Gatot dihadapan Majelis Hakim Pengadilan Tipikor.
“Dan ketika saya sampai istana negara bapak enjoy ngobrol dengan pejabat lain padahal bapak adalah sesmenpora, yang mestinya memberi tahu tugas saya, tugas saya apa di sana, dan bapak tidak melaporkan itu,” sambungnya.
Gatot sempat menanggapi bahwa dirinya sudah melaporkan sebelum agenda dimulai.
“Saya pernah melaporkan ke bapak pada sebelum acara, tidak mungkin tidak melaporkan,” jawab Gatot.
Namun Imam tetap pada keyakinannya bahwa Gatot melapor setelah acara berlangsung. Selain soal sikapnya yang ‘cari panggung’.
“Saya mengingat betul laporan bapak itu setelah acara, dan itu pun setelah saya tegur, karena kebiasan bapak memang, kedekatan bapak dengan pejabat dan memang sering melupakan menterinya dan bahkan mencari panggung sendiri. Dan itu juga jadi penilaian saya,” terang Imam.
Selain dua hal tersebut, Imam juga mengeluhkan kinerja Gatot selama menjadi Sesmenpora.
“Ada beberapa hal yang ternyata sebatas laporan saja. Situation room, berapa tahun saya minta tapi ga jadi-jadi, TVPORA sudah diresmikan tapi tidak jalan, padahal bapak sesmenpora, bapak yang mengerti tentang rumah tangga,” keluh Imam.
Terakhir, Imam meluapkan kekesalannya ke Gatot terkait jabatan juru bicara yang justru diambil alih Gatot.
“Saya mengangkat juru bicara juga tidak difungsikan tapi bapak menjadi juru bicara terus menerus dan bahkan, beberapa hal yang masih dirapatkan di istana negara, yang tidak boleh diumumkan oleh siapapun, ternyata bapak mengumumkan sendiri.”
“Termasuk dengan pak Tono masalah gaji PNS, bapak tidak izin ke saya tapi setelah rapat baru memberi tahu ke saya. apakah begitu etika birokrat?,” kritik Imam.
Gatot tak banyak menanggapi dan hanya mendengarkan tiap keluhan Imam terhadapnya. Sidang sedianya menghadirkan 2 saksi berikutnya salah satunya mantan Sesmenpora Alfitra Salam.
Majelis hakim terpaksa menunda sidang Rabu pekan depan dengan pertimbangan kondisi fisik dan psikis karena sidang jika dilanjutkan kemungkinan selesai tengah malam. (Fadlan Butho)
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano