“Salah satu cara efektif untuk menaikan elektabilitas partai adalah dengan cara merekrut artis sebagai politisi yang sudah populer. Hal itu menjadi wajar karena Nasdem harus lolos lagi ke Senayan,” jelasnya.
Ujang menilai, perpindahan politisi ke partai lain itu hal biasa, sehingga banyak artis yang direkrut menjadi caleg dan politisi partai lain ditawari untuk pindah menjadi caleg.
“Hal itu dilakukan karena proses kaderisasi di partai politik tidak berjalan dengan baik. Di sisi lain, pesta demokrasi di Indonesia, seperti pilkada, pemilu legislatif, dan pemilu presiden berbiaya mahal, maka yang dibutuhkan partai adalah figur yang populer dan banyak uang,” imbuhnya.
Sebelumnya, LIPI mengumumkan hasil surveinya di Jakarta, Kamis (19/7), terkait elektabilitas 15 partai politik peserta pemilu 2019. Peneliti senior Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI, Wawan Ichwanuddin menjelaskan, survei dilakukan pada 19 April hingga 5 Mei 2018 dengan melibatkan sebanyak 2.100 responden di seluruh Indonesia.
“Margin of Error” (MoE) survei plus-minus 2,14 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid