Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dalam pidatonya dihadapan ratusan tokoh aktivis pergerakan lintas generasi menyerukan kepada Presiden Joko Widodo untuk segera menyikapi aksi kekerasan yang terjadi untuk kesekian kalinya yang dialami oleh sejumlah aktivis pergerakan selama kepemimpinannya.
“Saya ingin mendengar sekali saja saudara sebagai presiden Republik Indonesia punya kata-kata dalam melindungi, melindungi kebebasan berpikir dan berpendapat sebagaimana amanah dari undang-undang dasar,” seru Fahri dalam agenda Aksi Solidaritas untuk Ratna Sarumpaet yang digelar dikawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/10).
“Karena itu, wahai presiden Jokowi yang ingin maju sekali lagi keluarkanlah sepatah kata, apa sikap saudara terhadap sikap persekusi terhadap diskusi, persekusi terhadap demonstrasi, dan penganiayaan terhadap seorang perempuan berumur 70 tahun yang pingsan dan hampir mati gara-gara kedatangan preman yang kita tidak tahu datangnya dari mana. Saya ingin presiden Jokowi berkata-kata tentang ini,” harapnya.
Ditengah bencana yang begitu besar yang terjadi secara bertubi-tubi dan tidak tertangani dengan baik, lanjut Fahri, muncul satu peristiwa yang juga memilukan yang dialami sosok aktivis perempuan.
“Ada seorang yang membawa nyala api demokrasi kita mengalami penganiayaan dan persekusi, kita ingin presiden mengeluarkan sepatah kata tentang ini. Apabila dia tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun, maka ia durhaka kepada ibu pertiwi,” ujarnya.
“Ancaman kepada kebebasan berserikat dan berkumpul, menyatakan pendapat secara lisan maupun tulisan adalah pengkhianatan terhadap konstitusi dan demokrasi kita,” tegasnya.
Seperti diketahui, beredar kabar bahwa aktivis Ratna Sarumpaet dipukuli oleh orang tak dikenal saat berada di Bandung, Jawa Barat pada 21 September lalu. Kabar tersebut terungkap melalui beredarnya foto Ratna dengan muka lebam dan mata membengkak.
Berikut cuplikannya:
Laporan: Warnoto