1 dari 5
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (kanan) menyematkan kopiah kepada Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (08/04/2016). Dalam kunjungan duta besar Inggris tersebut dibicarakan sejumlah masalah di antaranya soal terorisme dan radikalisme dari sudut pandang NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia dan Indonesia sebagai bangsa Muslim terbesar di dunia. Pandangan NU tentang Islam Nusantara sebagai paradigma tandingan yang dapat menjadi solusi. Paradigma Islam Nusantara mendorong umat Islam di mana saja untuk menghargai budaya setempat di mana mereka hidup, bertoleransi dengan kelompok mana pun yang berbeda.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj didampingi Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini berjabat tangan dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik usai menandatangani MoU di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (08/04/2016). Dalam kunjungan duta besar Inggris tersebut dibicarakan sejumlah masalah di antaranya soal terorisme dan radikalisme dari sudut pandang NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia dan Indonesia sebagai bangsa Muslim terbesar di dunia. Pandangan NU tentang Islam Nusantara sebagai paradigma tandingan yang dapat menjadi solusi. Paradigma Islam Nusantara mendorong umat Islam di mana saja untuk menghargai budaya setempat di mana mereka hidup, bertoleransi dengan kelompok mana pun yang berbeda.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj saat berbincang dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (08/04/2016). Selain melakukan MoU Moazzam Malik menerima Karta NU dan resmi menjadi Anggota NU. Moazzam Malik melakukan Sholat Jumat di Masjid PBNU dengan Imam Ketua PBNU Said Aqil Siroj.
Artikel ini ditulis oleh:















