Kuta, Aktual.com – Dalam rangka pemberantasan dan menekan penyelundupan narkotika, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menjalin kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali dan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (Balai KIPM) Kelas I Denpasar.
Penandatanganan letter of local agreement antara BNNP Bali dan balai karantina ikan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan kelas I Denpasar dengan PT angkasa pura I bandara internasional I Gusti Ngurah Rai. General manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi menjelaskan, institusinya sangat berkomitmen terhadap sesuatu yang merusak generasi bangsa, utamanya dalam hal ini adalah narkoba.
Yanus tak menampik jika bandara merupakan salah satu pintu masuk yang sering digunakan bandar narkoba untuk menyelundupkan barang haram tersebut. “Peredaran narkoba di Indonesia semakin hari cenderung semakin merajalela. Salah satu lokasi strategis beredarnya barang haram tersebut adalah bandara. Sebagai wujud komitmen bersama, kami melakukan penandatanganan Letter of Local Agreement dengan BNN Provinsi Bali,” jelas Yanus di Kuta, Jumat (26/5).
Menurutnya, kerja sama ini juga bertujuan untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan serta peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Pada kesempatan sama, Yanus juga menjalin kerja sama dengan Balai KIPM guna mencegah penyelundupan hasil laut yang belakangan semakin marak terjadi. Peran serta institusinya untuk memerangi narkoba dan penyelundupan hasil laut lantaran tanggung jawab sebagai pintu masuk ke sebuah kawasan. “Kami memiliki 1.800 tenaga pengamanan. Dari jumlah itu sebanyak 560 tenaga pengamanan organik. Kami pastikan semua komponen terlibat aktif mencegah dan menekan peredaran narkoba. Itu komitmen kami,” tegas Yanus.
Di sisi lain, Kepala BNN Provinsi Bali, Komisaris Besar I Putu Gede Suastawa mengakui jika bandara kini menjadi pintu masuk yang juga dibidik olrh bandar narkoba internasional untuk menyelundupkan barang yang telah merenggut banyak korban jiwa tersebut. Pihaknya pun telah beberapa kali melakukan penangkapan baik terhadap warga asing maupun warga negara Indonesia.
“Sudah beberapa kali kita lakukan penangkapan baik asing maupun lokal yang coba menyelundupkan nsrkoba melalui Bandara Ngurah Rai. Kita sebut wilayah kontradiksi. Ada dua tugas pokok pertama pencehagahan, kedua kerja sama di bidang penyidikan. Sinergitas yang terjalin di tingkat pusat sudah berlanjut hingga tingkat daerah,” papar dia. Ia melanjutkan, institusinya juga telah menjalin krrja sama dengan maskapai penerbangan untuk melakukan tes urine terhadap kru yang mereka miliki secara selektif dan insidentil. “Kita sudah jalin MoU dengan seluruh maskapai penerbangan untuk hal itu,” urainya.
Sementara itu, Kepala Balai KIPM, Habrin Yake mengstakan, kerja ama ini untuk menciptakan keamanan, ketertiban dan kenyamanan di lingkungan bandara. “Sinergisitas pengawasan lalu lintas baik laut maupun udara sudah berjalan. Kami juga bersinergi dengan baik untuk mencegah terjadinya penyelundupan hasil laut. Belum lama ini kami berhasil menggagalkan penyelundupan benih lobster. Tahun ini ada tujuh tersangka. Kasusnya sudah P-21,” ujarnya.
Dengan melimpahnya sumber daya alam Indonesia, maka potensi penyelundupan pun semakin besar pula. Modus operandinya tak jauh berbeda dengan bandar yang menyelundupkan nsrkoba melalui jalur udara. Bahkan, katanya, ada pula modus menyelundupkan nsrkoba melalui hasil tangkapan laut. “Jadi isi atau organ dalam ikan itu dibuang lalu diisi narkoba. Itu pernah terjadi,” demikian Habrin.
Laporan Bobby Andalan, Bali
Artikel ini ditulis oleh: