Jakarta, Aktual.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan penerimaan masyarakat terhadap pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terus meningkat dari tahun ke tahun. Data hasil survei tahun 2016 yang dimiliki Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menunjukkan angka penerimaan masyrakat secara nasional sebesar 77,5 persen.
Memang diketahui penerimaan masyrakat sempat menurun pada tahun 2011 ke angka 49,50 persen dibanding 2010 sebesar 59,70 persen. Penurunan ini dikatakan karena insiden PLTN di Fukushima Jepang, namun setelah itu penerimaan masyrakat terus merangkak naik hingga 2016 mencapi 77,5 persen.
Berdasarkan penjelasan Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, ketersediaan bahan baku terletak di Bangka Belitung (Babel) dengan luas pelamparan aluvial diseluruh Bangka Belitung sekitar 400.000 ha, sehingga potensi/sumberdaya: Thorium 120.000 ton, Uranium 24.000 ton, dan Unsur Tanah Jarang 7.000.000 ton.
“Luas pelamparan aluvial di seluruh Bangka Belitung sekitar 400.000 ha,” kata Arcandra di Jakarta, ditulis Jumat (4/11).
Diketahui angka penerimaan masyrakat Babel sendiri pada tahun 2014 sebesar 56,6 persen. Angka ini naik dari tahun 2013 sebesar 42,3 persen.
Namun demikian dikatakan keekonomian tarif PLTN saat ini belum memadai. Perhitungan tarif listrik PLTN di Bangka oleh Rosatom (Rusia) sebesar 12 cent USD per kWh.
“Belum ada perhitungan yang lebih akurat spesifik, karena keekonomian PLTN sangat tergantung lokasi, meskipun
beberapa publikasi global ada yang menyatakan 3 cent USD per kWh,” pungkas Arcandra.
(Reporter: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka