Bagaimana mungkin kita bisa mengetahui tentang hakekat baginda Nabi SAW, sedangkan baginda mengumpamakan kita seperti nyamuk (atau sejenisnya) ketika dipinta untuk menceritakan tentang hakekat manusia dengan segala kesempurnaanya.
Maka nyamuk itu akan mensifati manusia sesuai dengan segala kekuranganya sebagai seekor nyamuk. Nabi SAW telah bersabda:
“مَثَلِى وَمَثَلُكُمْ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَوْقَدَ نَارًا فَجَعَلَ الْجَنَادِبُ وَالْفَرَاشُ يَقَعْنَ فِيهَا وَهُوَ يَذُبُّهُنَّ عَنْهَا وَأَنَا آخِذٌ بِحُجَزِكُمْ عَنِ النَّارِ وَأَنْتُمْ تَفَلَّتُونَ مِنْ يَدِى”
Artinya: “Aku dan kalian diumpamakan seperti seorang laki-laki yang menyalakan api kemudian belalang serta kupu-kupu (semacam serangga dan sejenisnya) datang menghampirinya dan laki-laki tersebut menghalanginya (agar tidak masuk ke api dan tidak terabakar ) kemudian aku memegangi badan kalian dari api sedangkan kalian berusaha melepaskan diri dari genggaman tanganku “(HR. Muslim).
Baginda Nabi SAW mengumpamakan dirinya dan umatnya seperti seorang manusia yang sempurna dengan sejenis serangga. Manusia yang telah Allah Ta’ala bekali akal serta wahyu untuknya sebagai seorang Rasulullah.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid