Deretan rumah semi permanen di bantaran Sungai Ciliwung, Manggarai, Jakarta, Rabu (23/11/2016). Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini terdapat 13,5 juta penduduk Indonesia yang hidup miskin di lingkungan kumuh. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Oxfam menyebutkan kekayaan kolektif empat orang terkaya di Indonesia, yang tercatat sebesar 25 miliar dolar AS, sama dengan gabungan kekayaan 100 juta orang termiskin.

“Kami harap laporan ini dapat mendukung pesan betapa penting dan mendesaknya penurunan ketimpangan,” ujar juru bicara Oxfam Indonesia, Dini Widiastuti di Jakarta, Kamis (23/2).

Oxfam dan International NGO Forum on Indonesia Development (lNFlD) menerbitkan laporan tentang ketimpangan di Indonesia dengan judul “Menuju Indonesia yang Lebih Setara” sebagai upaya memberikan kontribusi pemikiran terhadap penurunan ketimpangan di Indonesia.

Dalam laporan itu disebutkan orang terkaya di Indonesia dalam waktu satu hari dapat meraup bunga dari kekayaannya lebih dari seribu kali lipat jumlah pengeluaran rakyat Indonesia termiskin untuk kebutuhan dasar mereka selama setahun penuh.

“Jumlah uang yang diperoleh setiap tahun dari kekayaannya cukup untuk menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia,” tulis laporan tersebut.

Dalam laporan ini terdapat rekomendasi-rekomendasi bagi pihak pemerintah dan swasta untuk memastikan bahwa komitmen dan upaya baik pemerintah sejauh ini untuk menurunkan ketimpangan dapat efektif dan memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal.

Terkait ketimpangan, Oxfam dan INFID merekomendasikan penyusunan rencana nasional yang mampu memperlihatkan penanganan ketimpangan dan mencapai target menurunkan koefisien gini, termasuk antara daerah dan perkotaan.

Sebagaimana diketahui, capaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia belum diimbangi dengan pembagian pendapatan yang lebih merata.

Dalam 20 tahun terakhir, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dan proporsi masyarakat yang hidup dalam kemiskinan ekstrem telah berkurang dari 40 persen menjadi di kisaran 8 persen.

Namun, kesenjangan antara kaum sangat kaya dan penduduk lainnya di lndonesia tumbuh lebih cepat dibanding di negara-negara lain di Asia Tenggara.

Melebarnya kesejangan antara kekayaan orang super kaya dan kelompok masyarakat lainnya tersebut adalah ancaman serius pada kesejahteraan rakyat, karena jika tidak segera diatasi akan menyebabkan ketidakstabilan di masyarakat dan menghambat upaya pemerintah menurunkan kemiskinan.

“Indonesia menghadapi tantangan ketimpangan yang multidimensi. Namun, Presiden Joko Widodo memiliki kesempatan untuk membuktikan Indonesia dapat menjadi negara yang memimpin perjuangan global melawan ketimpangan,” kata Direktur Advokasi dan Kampanye Oxfam lntenasional, Steve Price Thomas.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka