“Masyarakat sudah mengerti indeks, mana hal yang mempengaruhi dan mana yang tidak,” katanya.
Ia optimistis ajang politik menjelang Pemilu 2019 bisa berjalan beriringan tanpa berdampak satu dengan yang lain.
Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan menambahkan secara historis, pada tahun pemilu pasar saham Indonesia cenderung menguat ditopang oleh ekspektasi ekonomi yang dapat berkontribusi positif bagi dunia usaha dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Kebijakan populis yang biasa diluncurkan menjelang pemilu juga dapat meningkatkan aktivitas ekonomi,” katanya.
Ia optimistis potensi pertumbuhan pasar saham tahun 2019 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2018.
“Laporan keuangan korporasi terakhir menunjukkan hasil yang cukup baik, sehingga diharapkan momentum dapat berlanjut di tahun 2019,” katanya.
Kepala Riset MNC Sekuritas, Edwin Sebayang optimistis pelaksanaan pemilu akan menjadi momentum yang positif untuk berinvestasi di pasar modal, seperti yang terjadi pada periode tahun Pemilu sebelumnya.
“Namun, pemodal tetap harus mempersiapkan beberapa skenario untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi mengingat sentimen eksternal cenderung negatif. Jadi, harus jeli memanfaatkan momentum,” katanya.
Menurut dia, sentimen kenaikan suku bunga bank sentral AS dan perang dagang masih belum selesai, akan berlanjut ke tahun berikutnya.
“Dalam kondisi eksternal yang tidak pasti itulah kadang membuat pergerakan IHSG menjadi bervariasi seiring dengan isu dan sentimen pasar yang bergulir,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby