Bojonegoro, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan kesulitan air bersih, yang disebabkan kemarau melanda warga di 139 dusun di 74 desa, yang tersebar di 18 kecamatan, per 8 Oktober.
“Warga yang mengalami kesulitan air terus bertambah, sebab kemarau tahun ini lebih panjang dibandingkan tahun lalu,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Kamis (8/10).
Bahkan, katanya, ada warga di Kecamatan Gayam, yang dulunya tidak pernah mengalami kesulitan air bersih, juga mengajukan permintaan air, karena ada dua desa yang mengalami kekeringan.
“Warga dua desa di Kecamatan Gayam, mengajukan permintaan pasokan air bersih, kami terima sehari lalu,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan jumlah desa yang mengalami kesulitan air bersih sama dengan kemarau tahun lalu yang juga 74 desa (122 dusun) tersebar di 21 kecamatan dengan jumlah warga terdampak 20.282 kepala keluarga (KK).
Saat ini, lanjut dia, juga 74 desa (139 dusun), yang tersebar di 18 kecamatan, dengan jumlah warga terdampak 28.113 KK (82.475 jiwa).
“Pendistribusian air bersih kami lakukan secara bergilir dengan mengerahkan sembilan truk tangki (5.000 liter/tangki),” jelasnya.
Pola pendistribusian air bersih, katanya, dilakukan untuk setiap dusun memperoleh pasokan air bersih satu tangki/lima hari.
Ditanya soal hujan yang turun di sejumlah desa di Kecamatan Padangan, katanya, hujan yang terjadi sehari lalu turun hujan sekitar 1 jam, belum tanda masuk musim hujan.
Ia menambahkan sesuai prakiraan BMKG Karangploso Malang, lanjutnya, pada November sifat hujan di daerahnya masih di bawah normal berkisar 31-50 persen, dan curah hujan berkisar 101-150 mm.
Pada Oktober, lanjut dia, curah hujan berkisar 21-50 mm, sehingga belum masuk musim hujan.
Berdasarkan prakiraan BMKG itu, katanya, musim kemarau di daerahnya akan berlangsung lebih panjang dibandingkan tahun lalu, yang mempengaruhi jumlah warga yang mengalami kesulitan air bersih.
“Kami sudah mengantisipasi dengan menyediakan berbagai persiapan termasuk anggaran dalam menghadapi kemungkinan warga yang kesulitan air bersih terus bertambah,” kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh: