Jakarta, Aktual.co — Dr.dr. Yuda Turana, Sp.S, Wakil Ketua InaSH yang juga seorang ahli syaraf menerangkan, bahwa Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Dimana Hipertensi sebenarnya tanpa gejala, hanya bisa diketahui bila dilakukan pengecekan tekanan darah.
“Karena saat sudah timbul gejala sebenarnya sudah mengalami kerusakan target organ dan ini sudah sangat terlambat. Kerusakan target organ otak, misalnya stroke dan gangguan kognitif ringan sampai dengan demensia vaskular. Mereka yang saat mudanya menderita Hipertensi tidak terkontrol maka saat usia lanjut akan berisiko mempunyai otak yang pikun, ” jelasnya saat ditemui di kawasan Benhil Sudirman, Jakarta. 
“Pada diskusi singkat ini pula terungkap bahwa pengukuran tekanan darah di rumah sangat penting, khususnya pada yang sudah terkena Hipertensi, ” sambungnya.
Sementara itu, pengukuran tekanan darah di rumah bila dilakukan secara benar dan dilakukan dengan rutin dapat lebih menggambarkan tekanan darah yang sesungguhnya. Selain itu juga bukan hanya sekedar tekanan darah yang meninggi yang menjadi faktor risiko. 
Namun, bisa juga tekanan darah masih dalam batas normal, apabila nilai tekanan darah sangat bervariasi juga merupakan faktor risiko kerusakan otak, jantung dan ginjal.
Lebih lanjut, Dokter Yudha kembali menjelaskan, bahwa tekanan darah yang sangat bervariasi dapat menjadi faktor risiko stroke dan otak menjadi pikun.
“Pengukuran tekanan darah bila dilakukan di rumah secara rutin akan lebih baik. Biasanya dilakukan selama tujuh hari, pagi dan malam, dengan posisi duduk, istirahat lima menit sebelum dilakukan pemeriksaan dan hindari makanan dan minuman yang dapat meningkatkan tekanan darah sebelum pemeriksaan, ” paparnya.
“Jadi tekanan darah yang diukur di rumah ini lebih menggambarkan tekanan darah yang sebenarnya dibandingkan dengan tekanan darah yang hanya dilakukan sekali saat berobat di klinik,” tuntasnya.

Artikel ini ditulis oleh: