Jakarta, Aktual.co — Ketegangan antara Ukraina dengan separatis pro Rusia berangsur-angsur mereda. Terlebih kedunya sebelumnya telah menyepakati untuk melakukan gencatan senjata pada bulan lalu.
“Kenyataan bahwa tidak ada tentara kami yang tewas beberapa hari ini adalah indikasi jelas meredanya ketegangan secara bertahap,” kata Presiden Ukraina Petro Poroshenko, Sabtu (14/3). 
Namun demikian, sambung dia, jika pertempuran kembali berkobar lagi, maka Ukraina akan mendapat bantuan senjata dari negara-negara Uni Eropa. Tapi dia tidak merinci negara mana yang berjanji memberikan bantuan itu.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian mengaku belum ada keniatan untuk memberikan bantuan senjata bagi Ukraina. Kanselir Jerman Angela Merkel juga telah menentang pengiriman senjata ke Ukraina.
Ukraina dan pihak separatis bulan lalu menyepakati gencatan senjata di Minsk dan berjanji menarik mundur persenjataan berat mereka. Meski masih terjadi gempuran, pihak pemantau mengatakan gencatan senjata itu masih bertahan.
Sementara Ukraina mengatakan pertempuran telah mereda, organisasi HAM Human Rights Watch (HRW) hari Jumat mengatakan pembatasan perjalanan yang diberlakukan pemerintah sangat menghambat penyaluran bantuan medis ke daerah-daerah konflik yang dikuasai pemberontak.
Hal itu disimpulkan berdasarkan wawancara HRW selama 10 hari dengan banyak pekerja medis dan korban di Ukraina timur. HRW mengatakan pembatasan perjalanan itu terutama menghambat pengobatan bagi penderita HIV, tuberkolosis dan pecandu narkoba.
HRW juga mengatakan peraturan itu telah menyebabkan kelangkaan obat di klinik dan rumah sakit di kawasan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu