Jakarta, Aktual.com — Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meminta industri melakukan transaksi menggunakan mata uang rupiah dengan menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin di Kantor Kemenperin, Jakarta.

“Transaksi yang sebelumnya, masih banyak yang menyelesaikan transaksi di dalam negeri dalam valuta asing. Di tahun yang lalu penggunaannya di kisaran 7 miliar dollar AS per bulan,” kata Agus, Rabu (2/3).

Namun, lanjutnya, transaksi menggunakan valuta asing atau mata uang dollar berangsur turun, hingga kurang dari 4 miliar dollar AS per bulan saat ini.

Artinya, lanjut Agus, dibutuhkan komitmen semua pihak untuk menjalankan aturan yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk penggunaan rupiah dalam transaksi di wilayah NKRI.

“Kami melihat Kemenperin juga memberikan arahan kepada industri yang di bawah supervisi kemenperin, untuk betul-betul bisa menerapkan penggunaan rupiah di dalam negeri,” ujar Agus.

Mantan menteri keuangan tersebut juga membahas perihal sektor-sektor industri khusus yang memerlukan penyesuaian dan transisi bagi industri yang menggunakan valuta asing untuk beralih ke rupiah.

Sementara itu, lanjutnya, untuk beberapa industri dengan karakteristik khusus dan harus menggunakan dollar dalam transaksinya di NKRI, persoalan tersebut perlu dibahas lebih lanjut.

“Tapi yang kami tekankan, UU Mata Uang itu kan jelas, kalau untuk berdagang, transaksi perdagangan di wilayah NKRI harus menggunakan rupiah. Dan kalau masih ingin menggunakan valas, ada aturannya apa-apa saja yang boleh,” ujar Agus.

Pasalnya, penggunaan rupiah dalam transaksi bisnis sektor industri di dalam negeri akan berkontribusi untuk memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Mantan Dirut Bank Mandiri tersebut berharap agar penggunaan mata uang dollar bisa lebih ditekan dibawah 4 milliar dollar AS per bulan.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menambahkan penggunaan mata uang rupiah dinilai dapat menguntungkan pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia.

“Tentunya, kalau pelaku usaha menggunakan rupiah dan nilai tukar rupiahnya menjadi stabil, tentu akan menguntungkan daripada pengusaha sendiri,” kata Saleh.

Bahkan, lanjut Saleh, nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dollar AS tersebut akan mengundang lebih banyak investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia.

Menurut Saleh, transaksi menggunakan mata uang dollar AS di kalangan industri biasanya digunakan untuk pembelian bahan baku, maupun transaksi di kawasan tertentu.

Dalam hal ini, Saleh menyampaikan akan berkoordinasi dengan berbagai asosiasi industri di bawah asuhannya, untuk menginstruksikan agar transaksi bisnis yang dilakukan di wilayah NKRI menggunakan mata uang rupiah.

Untuk transaksi yang menggunakan dollar di kawasan tertentu, misalnya kawasan berikat, mantan anggota DPR ini akan memberikan kelonggaran, mengingat sebagian besar produk menggunakan bahan baku impor dan langsung diekspor.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan