Konsep rumah persinggahan akan menggunakan terpal berkualitas sehingga diyakini bisa tahan sampai empat bulan ke depan, menggunakan tiang bambu serta memiliki jendela dan pintu seperti halnya rumah biasa dengan alokasi anggaran per satu unit Rp1,5 juta.

“Rumah persinggahan itu dibangun di atas lahan milik masing-masing warga sehingga untuk lantai bisa menggunakan lantai bekas rumah korban gempa yang telah dibersihkan,” katanya.

Rumah persinggahan itu, katanya, ditargetkan mulai dibangun pekan depan termasuk dengan fasilitas air bersih dan listrik yang disiapkan pemerintah kota secara gratis.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid