Jakarta, Aktual.com – Jaringan Orang Kreatif untuk Reformasi (Joker) Indonesia, salah satu kelompok relawan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) saat Pilpres lalu, menolak majunya Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI 2017 nanti.
Koordinator Joker DKI, Sony Sanjaya menilai gaya kepemimpinan Ahok bertolak belakang dengan Jokowi. Salah satunya terkait penggusuran. Ahok dianggap mengedepankan kekerasan dan pemaksaan, dibanding musyawarah dengan masyarakat yang terdampak.
“Pemprov DKI sekarang juga terlihat fasis, karena selalu mengerahkan aparat TNI saat melakukan penggusuran,” ucap dia kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (18/5).
Kelompok relawan yang bermarkas di bilangan Jatinegara ini menilai Pemprov DKI di bawah komando Ahok cenderung berpihak ke pengembang ketimbang untuk kepentingan rakyat. “Rakyat sedikit demi sedikit mulai disingkirkan, seperti Singapura,” beber Sony.
Apalagi, imbuhnya, Ahok juga santer dikaitkan dengan beberapa kasus dugaan korupsi di ibukota, baik pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras dan perizinan pulau buatan di Teluk Jakarta. “Menurut kami, statement atau sikap Ahok yang antikorupsi cuma pencitraan, karena sudah terang benderang keterlibatannya pada kasus Sumber Waras,” tandasnya.
Sebelumnya, relawan Jokowi-JK lainnya, Barisan Relawan Nusantara (BRN) juga sudah menyampaikan hal senada. “Dulu kebetulan saja Ahok jadi wakilnya, makanya mendukung,” ujar Ketua Umum BRN, Edysa Tarigan, beberapa waktu lalu.
Artikel ini ditulis oleh: