Selasa pagi mahasiswa Indonesia yang hendak pulang setelah selesai mengikuti program studi banding di Jepang memenuhi kios yang menjual oleh-oleh di Bandara Narita, Jepang. Mereka memborong makanan dan pernak-pernik khas negeri Sakura ini.
Tanpa berpikir panjang mereka memasukkan berkotak-kotak coklat Kit-Kat ke dalam tas belanja. Dalam hitungan menit Kit-Kat di kios tersebut ludes diborong dan dengan segera pegawai toko membuka dus wafer berbalut coklat tersebut dan menyusun kembali ke dalam rak-rak yang telah kosong.
Makanan itu memang menjadi salah satu incaran wisatawan dan orang Indonesia di Jepang, karena rasanya yang beraneka ragam dan tidak dapat ditemui di tempat lain.
Pratama Adrian membeli delapan kotak sebagai buah tangan untuk teman-temannya dan keluarganya.
“Aku beli Kit-Kat denga rasa `green tea, strawberry dan labu,” katanya.
Yuni Rahmawati juga membeli tiga kotak wafer berbalut coklat tersebut dan ia mengatakan di Indonesia menjual Kit-Kat hanya saja harganya lebih mahal.
Menurutnya selain Kit-Kat makanan yang wajib dibeli dari Jepang adalah Tokyo Banana. Tokyo Banana adalah kue bolu rasa pisang, ukurannya kecil dan bentuknya seperti pisang dengan warna kuning.
“Aku beli lima kotak Tokyo Banana rasa karamel, pisang, coklat dan strawberry,” ucapnya.
Ia mengatakan harganya mulai dari 1000 yen (Sekitar Rp113.000) hingga 1500 yen (Rp170.000) per kotak besar yang berisi 8 buah. Harga tersebut tergantung rasa dan corak dari kue, jika semakin unik maka haraganya semakin mahal.
“Kue ini dijual dimana-mana seperti di satsiun Tokyo tapi kalau mau murah belinya di bandara saja, dan gak repot langsung bawa pulang,” katanya.
Andi Aisyah membeli lima kotak Tokyo Banana dengan varian rasa vanila, pisang, coklat dan caramel, menurutnya makanan ini wajib dibeli sebagai oleh-oleh khas Jepang.
“Sebagaimana orang dari Bandung membawa pisang bolen merek Kartika Sari untuk oleh-oleh, dari Jepang ya bawa Tokyo Banana,” katanya sambil tertawa.
Selain membeli makanan, sebagai penggemar sub kultur Jepang Andi juga membeli berbagai album musisi Jepang seperti Ling Tosite Sigure ia membeli dua album Contrast, Fantastic Magic lalu One Ok Rock – Mighty Long Fall dan kemudian album Best of Mogi.
“Udah lama aku kepengen album mereka, tetapi enggak ada dijual di Indonesia makanya pas ke Jepang aku beli semua,” katanya.
Selama di Jepang ia tak lupa mencoba takoyaki yaitu makanan jalanan berbentuk bulat dan berisi gurita. Ia penasaran dengan rasa asli makanan ini walaupun sebenarnya telah banyak dijual di Indonesia.
“Rasanya cukup aneh tapi enak, soalnya takoyaki di sini benar-benar isi gurita, kalau di Indonesia sudah di modifikasi ada yang isi keju dan sebagainya,” katanya.
Lalu ia juga terobsesi dengan mini market waralaba “Lawson” yang memang berasal dari Jepang. Ia mendapatkan informasi dari internet bahwa beberapa toko kelontong di Jepang ini memiliki tema berbeda sebagai dekorasinya.
“Selama perjalanan mataku terus mencari Lawson yang bertema dan akhirnya ketemu tema Haykyuu, haykyuu itu anime Jepang tentang bola voli gitu deh. Tapi sayangnya aku gak sempat masuk cuma liat dari luar saja,” tutur mahasiswa berkacamata tersebut.
Ia juga menyempatkan datang ke Disney Land Tokyo yang berada di Chiba, menurutnya setiap Disney Land mempunyai kastil yang berbeda maka mendatanginya menjadi sesuatu yang istimewa. Disney Land Tokyo memiliki kastil Cinderella dan saat ini di sana sedang banyak pernak-pernik tokoh Disney dengan tema Halloween.

Artikel ini ditulis oleh: