Jakarta, Aktual.co — Sekjen Komnas Pendidikan Andreas mengatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan lebih baik memperbaiki sistem pendidikan kurikulum 2013 ketimbang membentuk Direktorat Keayahbundaan dan menerapkan e-sabak.
Perbaikan itu harus dengan segera merubah buku dan sistem penilaian kurikulum 2013.
“Lebih baik setahap demi setahap perbaiki sistem pendidikannya, jangan banyak keinginan bikin program tapi nggak berjalan dengan efektif,” ujar Andreas, Senin (9/2).
Andreas mengatakan, kisruh mengenai kurikulum sangat bermasalah, banyak kepala dinas yang menggiring kepala sekolah untuk mengikuti kurikukum 2013.
“Jangan mencari yang lain sebelum itu dibereskan dulu kurikulumnya, beresi sistemnya baru kalau sudah oke masuk ke yang lain. Ini yang satu belum selesai sudah masuk ke yang lain dengan dana yang begitu besar sementara (direktorat) Keayahbundaan sudah ada di BKKBN,” kata dia.
Paradigma kurikukum 2013 sudah cukup bagus, hanya yang menjadi kendala adalah buku dan sistem penilaian.
“Kalau yang lainnya sudah bagus mengikuti perkembangan jaman, hanya aplikasinya terkendala di buku dan sistem penilaian. Sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum itupun setelah saya datangi satu per satu ternyata tidak sesuai dengan kurikulum 2013 itu sendiri. Jadi kurikulum memang harus dirubah karena tidak sesuai penerapannya di lapangan,” kata Andreas.
Sementara, soal kebijakan penerapan e-sabak ke sekolah, dirinya menyebut, jika infrastrukturnya bagus maka e-sabak bisa efektif. Misalnya, di DKI Jakarta yang notabane kota besar masalah pendidikan sering terganggu, apalagi di daerah. Dicontohkan, untuk rencana ujian nasional melalui digital fasilitasnya masih belum bagus, terlebih di daerah.
Artikel ini ditulis oleh:

















