Jakarta, Aktual.com – Reaksi Dirut Pertamina Dwi Sutjipto menantang pihak yang mencurigai ada ‘permainan’ di Integrated Supply Chain (ISC), justru menuai kritik. Sutjipto disarankan lebih sensitif dan peka atas keluhan publik.
Direktur Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan kesan buruk terlanjur melekat di benak publik selama ini. Publik trauma dengan dalih ada mafia migas, hingga memboyong semua proses tender ke ISC dan menutup aktifitas Petral. Sedangkan dari sisi struktur organisasi Pertamina, fungsi ISC langsung berada di bawah kendali Sutjipto.
“Sebaiknya Dirut Pertamina jangan banyak beretorika dalam hal kecurigaan publik atas tidak transparannya ISC dalam proses tendernya,” kata Yusri kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (1/6).
Kata dia, jika Pertamina ingin buktikan transparan, sudah seharusnya Sutjipto membuka pintu bagi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) masuk lakukan audit forensik secara berkala terhadap seluruh personel penting di ISC. Guna menghindari terjangkitnya praktek kongkalikong.
Diingatkan dia, angka impor minyak mentah dan produk BBM di tahun 2015 mencapai 280 juta barel dengan nilai transaksi pembelian USD 27, 41 miliar atau setara Rp 356,3 triliun. Nominal sebesar itu tak ayal memancing penyelenggaraan lelang jadi tidak sehat.
Diketahui, Sutjipto menantang pihak-pihak yang merasa tidak puas atau dirugikan dan didiskriminasikan oleh keberadaan ISC agar melapor secara resmi kepadanya untuk ditindaklanjuti.
“Kalau ada pihak peserta lelang yang tidak puas dengan ISC ya disampaikan, nanti kita evaluasi ke tim ISC. Kalau peserta tender yang tidak puas, disampaikan aja ke manajemen,” tuturnya di Gedung Pertamina Jakarta, Selasa (31/5).
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta