Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso menyatakan pemegang saham menyetujui aksi korporasi rights issue 28 miliar lembar saham yang akan dilakukan BRI dengan mekanisme Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).
Aksi korporasi ini dilakukan sehubungan dengan rencana pemerintah membentuk Holding Ultra Mikro antara BRI, Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). BRI direncanakan menjadi perusahaan induk dalam holding tersebut.
“Perseroan terus melakukan eksplorasi sumber-sumber pertumbuhan baru yang selaras dengan aspirasi Perseroan untuk menjadi champion of financial inclusion. Segmen ultra mikro telah diidentifikasi sebagai sumber pertumbuhan baru melalui pembentukan ekosistem ultra mikro,” kata Sunarso dalam konferensi pers virtual terkait hasil RUPSLB BRI di Jakarta, Kamis (22/7).
Sunarso mengatakan ekosistem ultra mikro akan menyediakan layanan keuangan yang terintegrasi bagi para pengusaha kecil sehingga memungkinkan mereka untuk naik kelas dengan mekanisme yang lebih tertata baik.
Rencana pembentukan holding ini juga selaras dengan visi pemerintah dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020 – 2024 untuk mendorong inklusi keuangan.
Berdasarkan data Kemenkop dan UKM, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan BRI, pada tahun 2018, terdapat sekitar 45 juta usaha ultra mikro yang membutuhkan pendanaan tambahan. Namun, sejauh ini hanya sekitar 15 juta usaha ultra mikro yang tersentuh pembiayaan lembaga keuangan formal.
“Dengan menjangkau potensi ultra mikro, aksesibilitas layanan keuangan di segmen tersebut dapat dioptimalkan,” kata Sunarso.
Dalam PMHMETD ini, pemerintah akan menyetorkan seluruh saham Seri B miliknya dalam Pegadaian dan PNM kepada BRI atau Inbreng.
Setelah transaksi tersebut, BRI pun akan memiliki 99,99 persen saham Pegadaian dan PNM. Sementara itu, pemerintah akan tetap memiliki satu lembar saham Seri A Dwiwarna dalam Pegadaian dan PNM.
“Perseroan merencanakan penerbitan sebanyak-banyaknya 28.677.086.000 saham Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp50. Adapun jumlah lembar saham dan harga pelaksanaan akan disampaikan kemudian,” imbuh Sunarso.
Dana hasil dari aksi korporasi ini akan dimanfaatkan oleh BRI untuk membentuk Holding Ultra Mikro yang dilakukan melalui penyertaan saham BRI dalam Pegadaian dan PNM, sebagai hasil dari Inbreng pemerintah. Selebihnya, dana tersebut akan digunakan sebagai modal kerja BRI dalam rangka mengembangkan ekosistem ultra mikro dan mengembangkan bisnis mikro dan kecil. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin