KETUA OJK TERPILIH

Jakarta, Aktual.com – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terpilih periode 2017-2022, Wimboh Santosa disebut-sebut sosok yang tak memiliki jiwa nasionalisme dalam mengelola sektor perbankan Indonesia. Sehingga besar kemungkinan, potensi perbankan nasional dimiliki oleh kekuatan asing bisa semakin besar.

Pernyataan itu disampaikan oleh pengamat ekonomi politik dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng ketika dihubungi Aktual.com, Selasa (13/5).

“Mereka (DK OJK terpilih), terutama Wimboh adalah orang-orang yang sangat terbiasa dengan liberalisasi perbankan,” cetus Daeng.

Menurutnya, pemikiran Wimboh itu dalam konsep engineering perbankan bukan orang yang punya nasionalis kebangsaan untuk mengelola sektor keuangan yang paling fundamental ini.

“Apalagi bicara konsep tri sakti. Jangan harap ada. Jadi hati-hati saja dengan pengawasan OJK yang diketuai Wiboh ini, aplagi kondisi perbankan kita sudah sangat mengkhawatirkan dengan NPL (rasio kredit macet) yang tinggi,” ungkap dia.

Kondisi ini, kata dia, jika tak dikontrol akan semakin membahayakan, karena semakin neolib, semakin liberal dalam membuka pasar keuangan Indonesia.

“Sementara sekarang bank kita sudah mendekati separuh dikuasai swasta dan sebagian besar asing, utang bank kita meningkat tajam. Di sektor asuransi saja mencapai 95 persen asing. Apalagi pasar modal yang didominasi pemain asing,” jelas dia.

Bahkan, menurut Daeng, pihak asing sudah menjual produk keuangan mereka sampai ke kampung-kampung di pelosok Indonesia. “Dan ini semua tanpa ada pembatasan dari OJK dan BI (Bank Indonesia). Dan sekarang dengan adanya Wimboh akan semakin liberal lagi,” tutup dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan