Jakarta, Aktual.co — Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait meyakini persepsi publik terhadap DPR dalam tiga bulan terakhir sangat jelek. Berlaku demikian karena sejak dilantik oleh Mahkamah Agung (MA), 1 Oktober 2014 lalu, parlemen belum pernah mengadakan rapat secara efektif dengan pemerintah. 
Persepsi negatif tersebut, menurutnya bisa dibenahi pada akhir tahun ini sekaligus sebagai kado tahun baru bagi rakyat. Yakni dengan bersama-sama menerima Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah (Perppu Pilkada).
Dan, kata Ara-sapaannya, kado terindah ini sudah diawali oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan menemui Presiden Joko Widodo. Pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat itu disebutnya membuka jalan terang diterimanya Perppu Pilkada di parlemen.
“Perppu Pilkada, saya yakin ini harapan rakyat, bagus untuk DPR. Kita bisa gagah bicara di paripurna mengungkapkan aspirasi rakyat. ini kesempatan anggota DPR untuk memberikan kado tahun baru untuk rakyat dengan bersatu mendukung,” ucap Ara di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (11/12).
Diungkapkan, keberanian untuk bertarung anggota maupun fraksi-fraksi di parlemen selama ini ditunjukkan di parlemen. Atas nama kepentingan rakyat, anggota dan fraksi menyampaikan alasannya masing-masing mendukung dan menolak pilkada langsung atau pilkada tidak langsung. Akan tetapi keberanian ini belum ditunjukkan kedua belah pihak untuk bersatu dalam satu barisan. 
“You pertarung, kita juga petarung, tapi keberanian bersatu, itu terpenting,” ujar Ara.
Anggota Komisi XI itu menyinggung pertemuan SBY dan Jokowi yang merubah konstelasi politik nasional. Dimana Partai Golkar akhirnya merubah haluan dengan mendukung Perppu Pilkada. Padahal perubahan ini sebenarnya tidak mudah sejalan dengan rekomendasi Munas IX Golkar di Bali. 
“Harus aku akui, menjadi legowo itu tidak mudah. Bangsa ini terlalu besar untuk diurus satu kelompok, harus bersama-sama,” demikian Ara.

Artikel ini ditulis oleh: