Jakarta, aktual.com – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Garuda Astacita Nusantara (GAN), Muhammad Burhanuddin, mengungkap pandangannya mengenai pentingnya kepemimpinan yang autentik dan bermakna. Ia menilai, sosok Prabowo Subianto menjadi contoh nyata bagaimana kedekatan dengan rakyat dapat dibangun melalui sikap rendah hati dan kepedulian yang tulus.
Menurut Burhanuddin, kehadiran Prabowo bukan hanya menghadirkan program, tetapi juga harapan bagi masyarakat luas. “Pemimpin harus bisa diterima semua kalangan. Ketegasan Pak Prabowo sejalan dengan kasih sayang kepada rakyat. Beliau hadir memberikan harapan, bukan hanya program,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa rakyat kini lebih mengutamakan ketulusan daripada sekadar angka dan data dalam sebuah program pemerintahan. “Politik bukan soal siapa yang paling keras berbicara, tetapi siapa yang paling tulus mendengarkan,” katanya.
Burhanuddin yang akrab disapa Om Boer itu menegaskan, menjadi pemimpin yang berbeda bukan berarti harus menonjol, melainkan memberi nilai dalam setiap hubungan yang dibangun dengan sesama. Ia menekankan bahwa nilai sejati dari seorang pemimpin akan terlihat dari apa yang ia berikan, bukan dari apa yang dimilikinya.
“Yang diingat bukan apa yang kita miliki, tetapi apa yang kita berikan,” ucapnya.
Garuda Astacita Nusantara (GAN) merupakan salah satu unsur masyarakat yang menyatakan dukungan terhadap agenda Asta Cita pemerintahan Prabowo Subianto, dengan menempatkan nilai kebangsaan dan kemanusiaan sebagai fondasi perjuangan bersama. Om Boer menuturkan bahwa keberadaan seseorang di tengah masyarakat tidak akan berarti banyak jika tidak meninggalkan manfaat.
Ia berpegang pada filosofi bahwa menjadi sosok yang berbeda adalah tentang memberikan kesan dan nilai yang membekas bagi orang lain. “Ada yang sekadar hadir, dan ada yang meninggalkan kesan. Saya memilih menjadi yang kedua,” ujarnya.
Ia juga menyinggung pandangan umum tentang jaringan pertemanan atau networking. Banyak orang, menurutnya, memahami jaringan hanya sebatas memperbanyak kenalan dan hadir di berbagai pertemuan, padahal nilai sebenarnya terletak pada manfaat yang bisa diberikan.
“Networking tanpa value hanya berhenti pada perkenalan. Namun, networking dengan nilai menciptakan peluang dan ingatan. Yang membedakan hanya satu, apa yang bisa kita berikan, bukan apa yang kita harapkan,” tambahnya.
Burhanuddin mengungkap bahwa prinsip kepemimpinannya berakar dari nasihat sang ayah. Menurutnya, ayahnya lebih menekankan bahwa kepemimpinan bukan tentang jabatan, melainkan tentang siapa yang tetap dikenang setelah jabatan itu hilang.
Ia menilai, gaya kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menggambarkan keseimbangan antara kekuatan dan ketulusan. Bagi Burhanuddin, hal inilah yang membuat Prabowo menjadi sosok yang mampu menyatukan semangat dan harapan rakyat dalam satu visi kebangsaan yang nyata.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain

















