Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (tengah) didampingi Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto (kanan) dan Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati (kiri) memberi paparan saat jumpa pers Forum Pemimpin Energi Baru Terbarukan dan Konvensi Energi (EBTKE) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (5/3). Menteri ESDM berencana mempersiapkan Peraturan Pemerintah terhadap Dana Ketahanan Energi sehingga mekanisme pendanaan bisa melalui APBN maupun pinjaman agar target energi baru dan terbarukan pada 2025 mampu menyokong 25 persen energi nasional. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/kye/16

Jakarta, Aktual.com — Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), Gus Irawan Pasaribu menyampaikan bahwa sektor energi Indonesia saat ini dikelola secara liberal, hal ini menjadi rentan ancaman mengingat sebagian besar pendapatan negara masih mengandalkan dari sektor tersebut.

“Sektor energi sedang bermasalah dari semua sisi, terutama dari sisi pengolahan sangat liberal,” kata Gus Irawan saat menjadi pembicara diskusi yang diselengarakan oleh LeKS Indonesia di Equity Tower SCBD Jakarta, Selasa (1/6)

Kemudian dia juga merasa kecewa pada Menterian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said yang tidak mampu menunjukan konsep rinci kedaulatan energi.

“Menterian ESDM, saya minta road map, mereka sebut rumah kedaulatan energi, tapi sayang sampai sekarang saya minta konsep detailnya tidak ada, hanya ada gambar selembar kertas,” tukasnya.

Selain itu dalam pengelolaan migas, menempatkan Pertamina seperti perusahaan swasta yang bersaing secara terbuka dalam eksploitasi migas di Indonesia. Padahal seharusnya sebagai BUMN, Pertamina harus mempunyai wewenang yang kuat untuk menjamin pemenuhan kebutuhan energi masyarakat.

“Pertamina posisinya sekarang tidak ada beda dengan perusahaan suwasta, berebut melakukan ekploitasi migas yang ada di Indonesia, Padahal Pertamina bekerja untuk negara kok diposisikan sama dengan swasta yang bekerja hanya untuk korporasi sendiri,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Arbie Marwan