Jakarta, aktual.com – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Alexander Marwata, mengadakan evaluasi kinerja lembaganya bersama Komisi III DPR RI. Ia mengungkapkan bahwa lembaga antikorupsi tersebut kini tidak lagi menimbulkan rasa takut di masyarakat.

“Jadi itu yang terjadi terkait relasi Komisi III dengan KPK, saya kira baik-baik saja. Nggak ada persoalan, persoalan pemberantasan korupsi kita itu ya sampai sekarang kemarin RDP (rapat dengar pendapat) terakhir saya declare kan saya nggak sungkan kalau saya mengatakan saya gagal berantas korupsi,” kata Alex di acara diskusi publik Komisi III, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/9).

Alex menerima keluhan bahwa KPK dianggap tidak lagi memiliki kekuatan sehingga orang-orang tidak takut lagi melakukan korupsi. Selain itu, ia juga menyinggung tentang indeks persepsi korupsi di Indonesia saat ini.

“Banyak indikatornya. Kalau dilihat dari IPK, tentu kita bisa melihat indeks persepsi korupsi Indonesia. Ini kembali lagi di titik awal ketika pertama kali saya masuk 9 tahun yang lalu, angkanya 34,” tutur Alex.

“Dan dari berbagai diskusi dengan teman-teman, termasuk ketika ke daerah, mereka mengatakan begitu juga, ‘Sekarang itu orang nggak takut lagi korupsi, Pak Alex’, Dari kalangan dunia swasta juga begitu ‘Sekarang ini, Pak Alex, kalau perizinan nggak pakai duit nggak keluar juga izinnya’,” katanya.

Alex menyatakan bahwa masalah korupsi melibatkan semua lapisan masyarakat. Ia juga menekankan agar tidak terlalu menggantungkan harapan besar pada KPK.

“Ini persoalan kita bersama. KPK mungkin dari UU-nya itu ditunjuk sebagai leading sector. Tetapi ya itu tadi, kita butuh dukungan semua pihak. Ini persoalan sangat serius,” tutur Alex.

“Mohon maaf, belakangan saya agak bersuara kritis, termasuk mengkritisi berbagai kejadian dan lain sebagainya. Tetapi nggak mungkin juga kami selesaikan sendiri, tidak mungkin. Hampir pasti. Sudah saya sampaikan jangan berharap terlalu tinggi kepada KPK. Tidak bisa. Ini harus kolaborasi pemberantasan korupsi,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain