Dengan bijak, Arief pun tidak memberlakukan target ini kepada wilayah-wilayah tertentu yang memiliki kondisi wilayah yang sama sekali dengan Jakarta. Pasalnya ada beberapa hambatan tertentu sehingga tidak dapat dipaksakan untuk menyelesaikan proses perhitungan suara dalam waktu 24 jam.

“Misalnya pegunungan-pegunungan di Papua, yang untuk mengambil berkas dari TPS saja harus naik helikopter atau kalau lewat darat bisa tiga hari. Itu tidak bisa disamakan kondisinya,” urainya.

“Tapai kalau daerah yg tidak sama karakteristiknya dengan kondisi Jakarta, kita tidak bisa menuntut lebih,” tambahnya menegaskan.

Arief pun mengingatkan semua KPUD yang akan menyelenggarakan kontes pesta demokrasi pada tahun depan agar mempelajari penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta. Khusunya bagi KPUD yang berada dalam wilayah berkarakteristik sama dengan Jakarta.

“Jadi kalau ada karakteristik daerah yang seperti Jakarta dan dia tidak bisa menyelesaikan 1×24 jam, berarti dia tidak bisa mengambil pelajaran baik dari yang dilihat dalam Pilgub DKI ini,” pungkasnya.

Laporan: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby