Jakarta, Aktual.com – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa isu penurunan daya beli masyarakat bukan isapan jempol.
Ia mengatakan bahwa dalam tiap kesempatannya turun ke lapangan atau ke daerah-daerah, terutama di sentra pasar mengalami penurunan pendapatan.
Hal itu menanggapi pernyataan Presiden Jokowi ikhwal isu turunnya daya beli hanya serangan lawan politik jelang Pemilu 2019 nanti.
“Saya kan keliling daerah, memang pasar-pasar lagi turun, lagi lesu. Anda beli batik biasanya 1 bulan 3 kali sekarang belum tentu,” kata Zulkifli kepada awak media, di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (4/10).
“Jadi, memang selera untuk membeli itu turun, karena duitnya turun pendapatannya berkurang kalau dulu ada harga komoditi tinggi orang ada uang untuk belanja sekarang mungkin berkurang bukan gak ada tapi untuk beli, ah nanti dulu deh,” tambahnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar pemerintah melakukan percepatan perkembangan ekonomi yang berbasis infrastrukturnya, salah satunya dengan melibatkan pihak swasta.
“Ya dipercepat ekonomi yang berbasis, ya seperti infrastruktur sayangnya kan hanya BUMN saja kan, swasta tidak, itu kan pekerjaan swasta kan tidak artinya padat karya harus digenjot sehingga orang banyak bekerja dapat pendapatan kemudian ekspor kita digenjot,” ujarnya.
Ketua Umum DPP PAN ini juga menyarankan agar pemerintah tidak menjadikan pajak hanya sebagai momok yang menakutkan, lantaran pengetatan yang dilakukan saat ini.
“Kemudian soal pajak ini luar biasa sehingga orang takut, jadi adem-adem dulu lah, kita memang harus taat pajak tapi kalau kesannya seram itu kan orang jadi takut, kalau takut kan jadi berhenti usaha, sekarang santai-santai dulu lah,” ujarnya.
“Property sekarang pasti lesu you beli property sekarang paling enggak keluar uang 18 persen, 2 persen notaris, 5 persen pajak, 10 persen, PPn udah 18 persen sulit sekali,” pungkas dia.
Novrizal Sikumbang
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Arbie Marwan