Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Mahfudz Asirun, mengatakan silaturahmi dengan KH Ma'ruf Amin tidak ada kaitannya dengan tindakan pelecehan Basuki Tjahaja Purnama terhadap Ketua Umum MUI yang juga menjalankan amanah sebagai Rois Am PBNU itu. AKTUAL/Munzir
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ma'ruf Amin menghadiri acara silaturahmi bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Selasa (7/2/2017). Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Mahfudz Asirun, mengatakan silaturahmi dengan KH Ma'ruf Amin tidak ada kaitannya dengan tindakan pelecehan Basuki Tjahaja Purnama terhadap Ketua Umum MUI yang juga menjalankan amanah sebagai Rois Am PBNU itu. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin mengatakan kesenjangan ekonomi yang begitu besar antara orang kaya dan miskin di Tanah Air bisa menciptakan radikalisme.

“Kesenjangan ekonom bisa menimbulkan radikalisme, konflik ekonomi dan kesenjangan sosial. Oleh karena itu harus dihilangkan atau paling tidak diperkecil,” ujar Ma’ruf usai pembukaan Kongres Ekonomi Umat (KEU), di Jakarta, Sabtu (22/4).

Dia mengatakan jika masyarakat sudah makmur maka semua paham radikal bisa hilang dan tidak ada lagi yang merusak kesatu an dan keutuhan bangsa.

“Kami sudah merancang skemanya seperti apa. Saat ini tim sudah bekerja. Banyak yang sudah disiapkan dan rancang skemanya,” kata dia.

Pelaksanaan Kongres Ekonomi Umat (KEU) tersebut berangkat dari keprihatinan dan ketimpangan yang terjadi dan sebagian besar kekayaan alam hanya dinikmati sebagian orang saja.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby