Dengan demikian, tingkat kemenangan yang diraih dalam pilkada di tahun 2015 adalah dibawah 50 persen atau jauh dari target yang diharapkan serta tidak sedikit kader-kader Golkar yang maju dalam pilkada tersebut diusung oleh partai lain, bahkan setelah terpilih ada di antara mereka yang pindah ke partai yang mendukungnya.

Pada gilirannya Golkar menggelar Munas Luar Biasa pada 2016, di mana salah satu keputusan penting yang dihasilkan adalah menetapkan posisi politik Partai Golkar dimana semula berada di luar pemerintahan bersama Koalisi Merah Putih kemudian berubah menjadi partai pendukung pemerintah Jokowi-JK bersama Koalisi Indonesia Hebat.

Namun lagi-lagi kerja organisasi partai menjadi terhambat lantaran Ketua Umum Golkar saat itu Setya Novanto tertimpa kasus hukum.

Akhirnya Golkar kembali menggelar Munas Luar Biasa 2017 dan Airlangga terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi.

“Ibarat kapal yang telah oleng dihantam badai besar, Golkar memenangkan nakhoda untuk menyelamatkan kapal tersebut sehingga penumpang bisa selamat sampai tujuan,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin