Jakarta, Aktual.com — Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie dinilai masih sangat menentukan proses pertarungan Golkar-1 yang rencananya dihelat di Bali pada tanggal 15-17 Mei 2016 mendatang. Kekuatan figur Ical, disebut-sebut masih berpengaruh besar terhadap keterpilihan calon ketua umum dalam Musyawarah Luar Biasa (Munaslub).
“Saya melihat ada tiga variabel, pertama adalah dukungan ARB sebagai Ketua Umum sekarang. Bagaimanapun, disadari atau tidak, semua DPD atau pemegang hak suara masih loyal terhadapanya,” terang pengamat politik Indo Barometer M Qodari kepada wartawan, Senin (9/5).
Kedua, menyangkut arah dukungan pemerintah. Menurutnya, preferensi pemerintah sedikit banyak akan memberi pengaruh terhadap pemenangan calon. Bagaimanapun, figur calon ketua umum yang dinilai diterima dan kurang diterima, akan berdampak pada suara pengurus di daerah.
Aspek dukungan pemerintah ini sulit terkonfirmasi, karenanya belakangan terjadi saling klaim antar calon. Sampai disini, pengurus daerah-lah yang harus pintar-pintar sinyal, calon mana yang lebih diterima oleh pemerintah.
Faktor ketiga, lanjut Qodari, yakni kekuatan dari calon sendiri. Kader yang lebih senior dan berpengalaman serta memiliki komunikasi yang baik dengan pengurus daerah memiliki peluang lebih besar.
Merujuk AD/ART Partai Golkar, syarat minimal menjadi Ketua Umum minimal mendapat dukungan 30 persen suara. Qodari memprediksi dari delapan orang calon yang ada nantinya akan keluar dua atau tiga orang dengan suara terbanyak. Setya Novanto, Ade Komarudin dan Aziz Syamsuddin dinilai tiga calon yang memiliki kans kuat untuk menempati posisi tiga teratas tersebut.
“Pada hari ini yang saya amati Setya Novanto, Ade Komarudin, dan Aziz Syamsuddin. Intinya sih tiga elemen tersebut mereka miliki, tentu dengan kadar mereka masing-masing. Ada salah satu calon dengan variabel pertama dia kuat sekali, ada calon yang kuat sekali dengan variabel ketiga, dan seterusnya,” demikian Qodari.
Artikel ini ditulis oleh: