Lebih lanjut, Hardjuno mengingatkan kalau sebuah pemerintahan ingin dikenang dalam sejarah, maka kuncinya bukan hanya membangun fisik saja. Tetapi contohlah nabi-nabi dan para pemimpin besar lainnya yang mengutamakan pembangunan SDM-nya dengan skill dan visi ke depan.

Hardjuno mengingatkan VOC membangun Ibu Kota Jakarta dengan megah di eranya. Tapi sampai hari ini orang mengingat VOC hanya sebagai penjajah yang lalim. “Jadi, kalau tidak membangun manusia Indonesia, jangan harap pemimpin Indonesia hari ini akan dikenang di masa depan,” ulasnya.

Di jaman sekarang ini terang Hardjuno, sebuah negara kalau mau maju dan bertahan berabad-abad kemudian, memerlukan strategi pembangunan yang komprehensif yang mencakup ketahanan pangan, pengembangan energi dan pembangunan SDM serta teknologi.

“Kalau ketiganya tidak dibangun lalu bangun fisik apapun itu mau IKN namanya, kita akan selalu terbelakang. Investasi RI di teknologi hanya 0,15 persen dari GDP. Padahal negara maju bisa 2-3 persen. Investasi untuk BTS aja tidak dibangun meski anggarannya sudah keluar, dikorupsi 80 persen,” papar Hardjuno.

Hardjuno menilai pemimpin Indonesia saat ini sulit membangun 3 dasar pembangunan nasional. Salah satu penyebabnya akutnya penyakit korupsi di Indonesia. Faktanya, banyak pejabat Indonesia diduga hanya cari proyek jangka pendek untuk kepentingan pribadi.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin